Langsung ke konten utama

Teori Kredibilitas Media

Berita adalah salah satu institusi yang mendefinisikan masyarakat informasi. Kredibilitas yang berasal dari satu set nilai merupakan hal yang cukup banyak membangun media dalam berbagai macam gaya, bentuk, dan genre. Klaim dari media tentang nilai yang menjamin ketidakberpihakan, obyektivitas, dan kebenaran tampaknya terlihat jelas secara historis dan juga budaya. Nilai-nilai tersebut ditentukan oleh tuntutan sosial dan budaya saat itu, teknologi, dan juga oleh institusi medianya (Hall, 2001 : 41).
Pada awal abad ke 18, obyektivitas dinilai sebagai hal yang buruk oleh jurnalis dan juga pembacanya karena para jurnalis menulis berita berdasarkan pandangan dan juga opini mereka. Kebenaran, ketidakberpihakan, dan objektivitas menjadi hal yang diabaikan dan ditekan selama hampir seabad di dunia barat. Masalah ini merupakan masalah fundamental untuk sifat media yang sebagian faktanya berasal dari teknologi perantara yang perlu dimediasi. Hal ini berarti informasi yang akan disampaikan dikompresi, diubah, atau bahkan rusak saat dikirimkan dari pengirim ke penerima. Masuk ke abad 19, obyektivitas, kebenaran, dan ketidakberpihakan mulai dilihat sebagai salah satu hal yang perlu dalam media setelah mulai terhapusnya dominasi kelompok borjuis dalam mengatur batas pemberitaan di media (Hall, 2001 : 47).
Pada awal tahun 1930, industri media cetak yang sebelumnya mendominasi sebagai media penyampai berita mulai terusik oleh kehadiran radio yang menarik perhatian banyak orang. Pada masa itu, orang-orang mulai mencari dan mendengarkan berita melalui radio hingga pada tahun 1950 dimana televisi mulai menggantikan koran dan radio sebagai sumber utama berita.
Sebuah survey yang dilakukan pada tahun 1961 untuk melihat media mana yang memiliki kredibilitas paling tinggi menempatkan televisi sebagai media terbaik dan sumber berita yang paling kredibel. Koran memang memiliki keuntungan lebih karena mampu menyajikan berita dengan lebih mendalam dan juga waktu yang dimiliki lebih panjang untuk mengecek kebenaran dari berita,.namun begitu menurut Graber (2001: 4) televisi menjadi lebih populer dari karena banyak orang menemukan bahwa televisi menjadi media yang paling mudah, paling cepat, dan paling menyenangkan bagi orang-orang dalam mendapatkan informasi yang penting untuk mereka.
Dari poin ini peneliti melihat bahwa faktor kredibilitas suatu media tidak hanya dilihat dari kontennya saja namun juga bagaimana media tersebut mampu menyebarkan informasi dengan cepat, mudah untuk digunakan / diakses, dan juga menampilkan fitur tambahan dari sebuah berita kepada khalayak.
Salwen, Garrison, dan Driscoll (2005: 147) melakukan studi kredibilitas media di Amerika pada tahun 2002 yang bertujuan untuk melihat komponen primer kredibilitas pada koran, televisi, dan berita online. Studi tersebut menggunakan teknik random sampling dengan survey telepon sebagai alat pengumpulan datanya dan dilakukan di 50 negara bagian. Total 536 interview diselesaikan dengan tingkat respon pada survey ini sebesar 41%. Kriteria responden di studi ini adalah minimal sehari dalam seminggu membaca koran, menonton televisi, dan menggunakan internet untuk membaca berita online. (Renzulli, 2012: 17)
Dimensi dari kredibilitas yang digunakan dalam survey ini adalah milik Gaziano dan Mcgrath. Dengan menggunakan skala likert dimana responden dipersilahkan untuk memberikan nilai dengan skala 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), 12 dimensi yang ditanyakan untuk mengukur kredibilitas dari media adalah trustworthiness, currency, bias, fairness, reporting the whole story, objectivity, honesty, up to date, believability, balance, accuracy, dan timeliness.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk setiap media memiliki komponen faktor yang berbeda-beda dalam mengukur kredibilitasnya. Berikut adalah faktor-faktor kredibilitas berdasarkan masing-masing media:
Pada media koran, terdapat 3 faktor yang muncul dalam mengukur kredibilitas media, yaitu:
1. Keseimbangan dalam pemberitaan yang mencakup dimensi balance, report the whole story, objective, fair, accuracy. Hal yang paling utama dalam faktor ini adalah balance dan report the whole story.
2. Kejujuran dalam pemberitaan yang mencakup dimensi honesty, believability, trustworthiness. Hal yang paling utama dalam faktor ini adalah honesty.
3. Kekinian dalam pemberitaan yang mencakup dimensi up to date, currency, dan timeliness. Ketiga dimensi tersebut memiliki proporsi yang hampir sama dalam membangun faktor ini.
Berbeda dengan faktor yang muncul dalam mengukur kredibilitas koran, faktor pada televisi memiliki jumlah yang lebih sedikit, dan lebih berfokus kepada kewajaran dalam pemberitaan. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa kredibilitas televisi lebih melibatkan faktor individual dari pada institusinya. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
1. Kewajaran dalam pemberitaan yang mencakup dimensi fairness, balance, trustworthiness, accuracy, objective, report the whole story, believability, bias, honesty. Dimensi yang paling menonjol dalam faktor ini adalah fairness.
2. Kekinian dalam pemberitaan yang mencakup dimensi currency, up to date, timeliness. Ketiga dimensi memiliki proporsi yang hampir seimbang dalam menentukan faktor ini.
Sementara itu, untuk media online memiliki perbedaan faktor kredibilitas yang tidak muncul di dua media sebelumnya, yaitu faktor tidak bias dalam pemberitaan. Hal ini menyiratkan bahwa responden melihat media online seringkali melakukan bias dalam pemberitaannya yang sebenarnya jika ditelusuri lebih jauh hal ini akan berhubungan dengan update berita yang sangat cepat di media online. Dengan pertimbangan lebih berat kepada aktualitas, maka pemberitaan sering kali lebih bertopang kepada opini dan fakta yang dilihat pada saat kejadian oleh jurnalis tanpa dilakukannya konfirmasi kepada pihak-pihak yang terkait terlebih dahulu. Lebih lengkapnya mengenai faktor dalam mengukur kredibilitas media online, yaitu:
1. Pemberitaan yang dapat dipercaya mencakup dimensi trustworthiness, believability, accuracy, report the whole story, balance, fairness. 3 Dimensi yang disebutkan lebih dahulu memiliki kontribusi yang lebih menonjol dalam faktor ini.
2. Kekinian dalam pemberitaan yang mencakup dimensi currency, up to date, timeliness. Ketiga dimensi memiliki proporsi yang hampir seimbang dalam menentukan faktor ini.
3. Tidak bias dalam pemberitaan yang mencakup dimensi bias, dan objective. Dimensi bias memiliki kontribusi yang lebih besar dalam menentukan faktor ini.


sumber : Mayendra, Derry. 2013. Pengaruh Kredibilitas Berita Politik Dalam Media Online Okezone.com Terhadap Preferensi Pengguna. Penulisan Ilmiah : Universitas Gunadarma
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arifin, Anwar.2010. Opini Publik. Depok : Gramata Publishing
Creswell, John W. 2010. Research Design ( Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Flanagin, A.J., Metzger, M.J. 2000. Perceptions of Internet Information Credibility. Massachusetts: Journalism & Mass Communication.

McQuail, Dennis. 2009. Mass Communication Theory. London : Stage Publication, Ltd

Nimmo, Dan. 2008. Komunikasi Politik. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nurudin, M.Si. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Salwen, M.B., Garrison, B., Driscoll, P.D. (2005). Online News and The Public. London: Lawrence Erlbaum Associates.

Sugiyono. 2009. Metode Penelian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Romli, Asep Syamsul M. 2012 .Journalistik Online : Panduan Praktis Mengelola Media Online . Bandung : Nuansa Cendekia.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Kencana

Jurnal :
Demir, Muge. 2011. Importance of Ethic, Credibility and Reliability in Online Journalism. Volume 24. European Journal of Social Scince

Ruggiero, Thomas E. 2000. Uses and Gratification Theory in the 21st Century. Journal Mass Communication & Society : University of Texas

Penelitian Sebelumnya :
Farrendhika, Erika Elga. 2010. Kepentingan bisnis dan poltik dalam penentuan berita utama di Banten Raya Post. Skripsi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Indarto, Rossi Prasetya. 2011. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Bundling Kartu GSM dengan Smartphone. Tesis : Universitas Indonesia.

Lanny. 2009. Pengaruh kualitas media online terhadap citra perusahaan (studi pada member forum online TPI). Skripsi : Universitas Indonesia

Mawardi, Gema. 2012. Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Berita Mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar di mediaindonesia.com dan vivanews.com Tanggal 7 September 2011. Skripsi : Universitas Indonesia

Mia, Sari. 2009. Hubungan antara tipe kepribadian dengan pemilihan jenis program televisi ( studi pada khalayak dengan profesi ibu rumah tangga di wilayah Depok lama). Skripsi : Universitas Indonesia

Prayudhi, Dani. 2011. Persepsi Mahasiswa Tentang Tingkat Akurasi Pemberitaan Media Online detik.com. Skripsi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Renzulli, Ardha. 2012. Hubungan Faktor Kredibilitas Media Terhadap Aktivitas Akses Berita Online Berdasarkan Segmentesi Psikologis.Tesis : Universitas Indonesia

Susanto, Leo.2012. Signifikansi Internet dalam Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Terhadap Solidaritas Sosial. Populer Research Competition : Universitas Indonesia

Widodo, Rahmat. 2012. Kredibelitas pemberitaan pada portal berita online vivanews.com. Skripsi : Universitas Diponogoro





Komentar

Unknown mengatakan…
artikelnya sangat menarik, lalu sudahkan ada penelitian ttg kredibilitas media di Indonesia? kalau sdh ada ..sy mohon bantuannya untuk infonya.....
Unknown mengatakan…
artikel yang bagus, boleh saya bertanya : saya mencoba penelitian yang sama berkaitan dengan kredibilitas media. Bisa saya tahu teori apa yang dipakai? karena saya kesulitan mencari teori

Postingan populer dari blog ini

Budaya Populer

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi baik dalam bidang teknologi, baik dalam bidang teknologi informasi maupun teknologi transportasi mendorong munculnya produk-produk kebudayaan baru dalam masyarakat. Dalam beberapa masyarakat, ada produk kebudayaan yang terus dipertahankan dari masa ke masa yang tidak boleh diubah. Adanya kebudayaan-kebudayaan baru yang masuk dalam suatu masyarakat tidak lepas dari peran komunikasi dan bisanya proses komunikasi yang terjadi melibatkan media massa karena daya jangakaunya lebih luas. Salah satu wujud kebudayaan yang dihasilkan dengan adanya keterlibatan media massa adalah kebudayaan massa atau mass culture dan kebudayaan popular atau pop culture . Berbagai wujud pop culture ada disekitar kita seperti gaya berbusana, makanan, music dan film. Tak bisa dipungkiri lagi, keberadaan pop culture mewarnai kehidupan sosial kita. Bila kita amati berbagai wujud pop culture yang ada disekitar kita memang tidak lepas dari peran media

ANALISIS SWOT dan COMPANY PROFILEPT. Frisian Flag Indonesia

Bab I 1.1   Latar belakang Industri produk berbasis susu di Indonesia berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya inovasi – inovasi baru di bidang pengolahan produk berbasis susu. Demikian pula dengan komposisi dan kemasannya, dibuat menarik perhatian dengan harga terjangkau. Selain itu, hal ini juga semakin teredukasinya dan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi susu setiap hari. Indoneia memiliki ladang yang baik untuk peternakan sapi sehingga akan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi. Kini, produk susu termasuk produk yang sangat dibutuhkan semua orang, baik tua maupun muda. Fakta inilah yang akhirnya mendorong para pelakunya lebih giat merebut hati konsumen. Setidak-tidaknya, produk ini dibutuhkan oleh 150 juta penduduk Indonesia. Populasi dunia meningkat dengan cepat, daya beli meningkat, sementara pada saat yang sama, makanan, bahan baku, dan energi berada dalam pasokan pendek. Ini memberi Frisian Flag Indonesia,

Teori Informasi Organisasi Karl Weick

Teori Informasi Organisasi Berdasakan Penelitian Karl Weick Tugas untuk mengelola informasi dalam jumlah besar adalah sebuah tantangan bagi khalayak organisasi. Ketika pilihan-pilihan kita untuk saluran-saluran komunikasi meningkat, jumlah pesan yang kita kirim dan terima, dan juga kecepatan kita mengirim pesan tersebut meningkat pula. Organisasi tidak hanya dihadapkan pada tugas untuk mengartikan pesan yang diterima, tetapi juga menghadapi tantangan untuk menentukan siapa yang harus menerima informasi tersebut demi mencapai tujuan organisasi. Media baru mampu membuat perusahaan menyelesaikan tujuan mereka dalam berbagai cara yang belum pernah dilihat sebelumnya. Konferensi video, teleconference, ruang chat, e-mail, dan televisi interaktif memungkinkan orang seperti Dominique untuk memberikan kesempatan kepada timnya untuk secara simultan berbagi dan memberikan reaksi terhadap banyak sekali informasi. Tiap tim diberikan kesempatan untuk memutuskan informasi apa yang penting untuk tug