Pendahuluan
Apabila berbicara tentang kemajuan suatu bangsa maka hal tersebut tidak bisa dipisahkan dari generasi muda. Anak sebagi bagian dari generasi muda harus memiliki kepribadian yang baik sehingga mampu membawa suatu bangsa lebih baik daripada generasi sebelumnya. Hal ini merupakan hal ideal yang sangat diidam-idamkan suatu bangsa namun seiring derasnya arus globalisasi, dimana informasi bisa masuk dengan bebasnya dari suatu tempat ke tempat lainnya. Informasi tersebut juga muncul dalam bentuk visual yang dapat disaksikan oleh semua orang melalui media televisi, internet maupun film. Hal ini juga memepngaruhi tontonan anak. Dari tontonan tersebut, kepribadian anak dapat terbentuk.
1. Pengertian Anak
- Menurut keputusan presiden no. 36 tahun 1990 anak adalah setiap manusia yang belum mencapai umur 18 tahun.
- Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin.
- Menurut John Lock, anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasals dari lingkungan.
- Menurut Sobur(1998), anak merupakan orang atau manusia yang memiliki pikiran, sikap, perasaan dan minat berbeda dari orang dewasa.
- Menurut Haditono(dalam damayanti 1992), anak merupakan makhluk yang membutuhkan kasih sayang, pemeliharaan dan tempat bagi perkembangannya.
- Menurut department of child and adolescence health and development, anak adalah orang yang berusia di bawah dua puluh tahun.
- Menurut The convention of the rights of the child, anak adalah orang yang berusia di bawah 18 tahun.
2. Definisi kepribadian .
- Menurut Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
- Menurut M.A.W Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
- Menurut Cuber, kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
- Menurut Theodore R. Newcombe, kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
- Menurut Gordon W Allport, kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menetukan tingkah laku dan pemikiran Individu secara khas.
- Menurut Cattell, kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang akan dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.
- Menurut Alder, kepribadian adalah gaya hidup dari individu atau carayang khas dari individu tersebut dalam memberikan respon terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam hidup.
3. Definisi Tayangan
· Tayangan atau tontonan adalah sesuatu yang di visualisasikan melalui suatu media.
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembentukkan Kepribadian
Faktor keturunanFaktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu.
Faktor lingkungan fisik (geografis)
Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.
Faktor lingkungan sosial
Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.
Faktor kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayan yang berbeda-beda Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.
Faktor keturunanFaktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu.
Faktor lingkungan fisik (geografis)
Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.
Faktor lingkungan sosial
Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.
Faktor kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayan yang berbeda-beda Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.
5. Tipe-tipe Kepribadian
Ada 4 jenis kepribadain yang diungkapkan oleh Hipocratus;
· Sanguine
Seorang sanguineis pada umumnya santai, periang, seorang penghibur, spontanitas mempunyai kemampuan menjadi seorang pemimpin dan percaya dirinya tinggi. Karena itu mereka sedikit arogan, berkuasa tapi pemaaf. Mereka hidup hanya untuk hari ini, artinya mereka hanya menikmati hari ini dan cenderung tidak mempedulikan apa yang telah dan akan terjadi. Mereka juga kekanak-kanakkan dan susah ditebak.
Seorang sanguineis pada umumnya santai, periang, seorang penghibur, spontanitas mempunyai kemampuan menjadi seorang pemimpin dan percaya dirinya tinggi. Karena itu mereka sedikit arogan, berkuasa tapi pemaaf. Mereka hidup hanya untuk hari ini, artinya mereka hanya menikmati hari ini dan cenderung tidak mempedulikan apa yang telah dan akan terjadi. Mereka juga kekanak-kanakkan dan susah ditebak.
· Choleric
Choleris adalah tipikal seorang pelaku. Mereka memiliki banyak ambisi, energi dan keinginan besar dan terus mencoba dengan cara-cara yang berbeda sebelum mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka bisa mendominasi/memanfaatkan orang dari kepribadian lainnya. Khususnya plegmatis. Mereka juga banyak memiliki karakter kemiliteran dan figur politik ada pada seorang choleris, karena itu mereka kadang cenderung kejam dan tidak mempedulikan orang lain yang ada disekitar mereka.
Choleris adalah tipikal seorang pelaku. Mereka memiliki banyak ambisi, energi dan keinginan besar dan terus mencoba dengan cara-cara yang berbeda sebelum mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka bisa mendominasi/memanfaatkan orang dari kepribadian lainnya. Khususnya plegmatis. Mereka juga banyak memiliki karakter kemiliteran dan figur politik ada pada seorang choleris, karena itu mereka kadang cenderung kejam dan tidak mempedulikan orang lain yang ada disekitar mereka.
· Melancholy
Melancholis adalah seorang pemikir yang penuh dengan pertimbangan untuk kepentinga mereka sendiri. Kadang sangat baik dan penuh perhatian. Seorang yang memiliki kepribadian ini bisa jadi sangat kreatif dalam berkesenian, tapi juga dapat menjadi sangant pendiam dengan tragedi/kejadian yang terjadi pada dirinya ataupun orang lain. Hal itu bisa membuat mereka depresi. Selain itu,orang yang berkepribadian melancholy cenderung orang yang mendambakan kesempurnaan (perfectionist), menjadikan mereka sangat teliti tentang apa yang mereka mau dan bagaimana mereka menyelesaikannya. Ini sering menjadikan mereka tidak pernah puas dengan sesuatu yangmereka miliki dan selalu memaksakan diri mereka sendiri dengan apa yang mungkin bisa mereka lakukan dan harus meningkatkannya.
Melancholis adalah seorang pemikir yang penuh dengan pertimbangan untuk kepentinga mereka sendiri. Kadang sangat baik dan penuh perhatian. Seorang yang memiliki kepribadian ini bisa jadi sangat kreatif dalam berkesenian, tapi juga dapat menjadi sangant pendiam dengan tragedi/kejadian yang terjadi pada dirinya ataupun orang lain. Hal itu bisa membuat mereka depresi. Selain itu,orang yang berkepribadian melancholy cenderung orang yang mendambakan kesempurnaan (perfectionist), menjadikan mereka sangat teliti tentang apa yang mereka mau dan bagaimana mereka menyelesaikannya. Ini sering menjadikan mereka tidak pernah puas dengan sesuatu yangmereka miliki dan selalu memaksakan diri mereka sendiri dengan apa yang mungkin bisa mereka lakukan dan harus meningkatkannya.
· Plegmatic
Pada umumnya seorang plegmatic adalah orang yang baik, karena mereka cenderung mengikuti arus dan tidak neko-neko. Kepribadian mereka yang pemalu cenderung membuat mereka tidak mau turut campur dengan hal-hal yang bersifat umum/sosial, dan cenderung membuat mereka malas dan tidak mempunyai kemauan untuk merubah itu. Tapi satu hal mereka sangat konsisten, tenang, logis, setia dan teliti. Hal itu menjadikan mereka sangat cocok untuk menjadi seorang pengelola atau pemimpin yang netral.
Pada umumnya seorang plegmatic adalah orang yang baik, karena mereka cenderung mengikuti arus dan tidak neko-neko. Kepribadian mereka yang pemalu cenderung membuat mereka tidak mau turut campur dengan hal-hal yang bersifat umum/sosial, dan cenderung membuat mereka malas dan tidak mempunyai kemauan untuk merubah itu. Tapi satu hal mereka sangat konsisten, tenang, logis, setia dan teliti. Hal itu menjadikan mereka sangat cocok untuk menjadi seorang pengelola atau pemimpin yang netral.
Dari empat kepribadian di atas pada dasarnya dimiliki setiap manusia. Sekarang masalahnya adalah mana salah satu dari empat kepribadian di atas yang mendominasi dan ada pada diri kita. Dan bagaimana kita memanfaatkan kelebihan dari kepribadian yang ada pada diri kita. Setiap hal yang ada di dunia pasti ada baik dan buruknya. Tinggal bagaimana kita memandangnya, baik/buruk. Jika kita memandangnya baik, kemungkinan besar akan menjadi baik pula dan begitu pula sebaliknya. Karena hidup adalah sebuah pilihan
6. Beberapa Hasil Penelitian Tentang Pengaruh Tontonan terhadap Pembentukkan Kepribadian Anak
Data penelitian Undip-YPMA-UNICEF menemukan bahwa televisi menjadi kegiatan paling favorit bagi anak sepulang sekolah. Penelitian YPMA 2006 menemukan bahwa anak menghabiskan 7 jam sehari untuk mengkonsumsi media, mulai dari televisi, komputer, videogame, dan sebagainya. Angka ini hampir serupa dengan penelitian di Amerika Serikat bahwa anak di negara tersebut menghabiskan waktu 6.5 jam/hari menggunakan media. Data dari berbagai sumber memperlihatkan hasil yang konsisten: durasi menonton televisi yang tinggi pada anak.
Pada tahun 2002 anak-anak di Jakarta menonton TV selama 30-35 jam. Dalam penelitian YPMA tahun 2006, angka itu meningkat menjadi sekitar 35-40 jam seminggu. Anak menonton TV rata-rata selama 3,5 jam per hari pada hari biasa dan 5 jam per hari pada saat libur. Bila dibandingkan dengan lamanya anak bersekolah selama setahun, maka didapatkan angka sekitar 1.600 jam untuk menonton TV dan sekitar 800 jam untuk belajar di sekolah dasar negeri di Jakarta. Penelitian bersama Undip-YPMA-UNICEF tahun 2008 menemukan bahwa mayoritas anak-anak yang diteliti mengaku menghabiskan 3-5 jam pada hari kerja, dan 4-6 jam pada hari libur untuk menonton TV, bahkan beberapa secara ekstrim mengakui bahwa mereka menonton 16 jam pada hari libur. Dari data di atas terlihat bahwa anak menonton di atas batas waktu yang ditoleransi para ahli (maksimal 2 jam per hari). Bahkan, ada anak yang dapat dikatakan cukup ekstrem menghabiskan waktunya di depan TV, yakni sekitar 8 jam (dalam kategori 7-8 jam dan lebih dari 8 jam). Artinya, dalam aktivitas sehari-hari, sepertiga waktu anak tersebut tersita oleh TV (YPMA, 2009).
Data Nielsen Media Januari-Maret 2008 menemukan bahwa anak menonton TV rata-rata 3 jam per hari.Dari total penonton televisi, 21% adalah anak usia 5-14 tahun.Jumlah anak yang menonton pada pagi hari (06.00-10.00) dan siang-malam hari (12.00-21.00) lebih banyak dari kelompok umur lainnya. Pada pagi hari sebagian besar anak menonton sendirian sementara pada siang hingga malam hari mereka akan menonton dengan ibu mereka berbagai tayangan yang tidak ditujukan untuk anak, misalnya : Stardut, Cinta Bunga, Azizah, Supermama, dan Cahaya. Sunarto (2007) menemukan bahwa sinetron di televisi banyak memperlihatkan adegan anak dipukul, ditendang, atau dicaci-maki oleh ibu tiri atau temannya. Membunuh, menembak, melukai musuhnya merupakan aksi yang harus dilakukan oleh jagoan dalam program televisi. Sayangnya, kekerasan fisik dan psikologis juga dapat ditemukan dalam sebagian besar program kartun, program yang sangat identik dengan anak. Temuan tersebut sejalan dengan temuan The National Television Violence Survey bahwa 100% film kartun di AS periode 1937-1999 berisi kekerasan.
Hendriyani dkk [2011] menemukan bahwa dalam satu hari tersedia lebih dari 7 jam acara anak, mulai dari pukul 4.30 pagi sampai 8.30 malam hari. Porsi program import sebanyak 71,4%; mayoritas adalah program kartun/animasi.
Salah satu program yang paling populer di tahun 2008 adalah Naruto. Bukan hanya perlengkapan dan marchendise ala Naruto yang diincar, namun juga sering tampak anak-anak yang melakukan imitasi terhadap apa yang dilihatnya di layar kaca. Dorongan mengimitasi tayangan ini semakin tinggi seiring dengan tingginya frekuensi penayanganNaruto (satu kali/minggu di Indosiar dan setiap hari di Global TV). Terkait dengan imitasi Naruto tersebut, mengakibatkan jatuhnya korban di Semarang pertengahan Januari 2008. Revino (10 tahun), seorang anak pendiam kelas 4 SD, ditemukan tewas tergantung di kamar tidurnya (Jawa Pos Dotcom 17 Januari 2008).
Kisah korban acara televisi juga terjadi pada tahun 2006 saat acara Smackdown mengakibatkan korban meninggal dan luka-luka. Data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut: Reza Ikhsan Fadillah (9), Bandung (meninggal 16 November 2006). I Made Adi S. Putra (8), Bali, meninggal. Angga Rakasiwi (11), luka-luka. Fayza Raviansyah (4), Bandung, luka dan muntah darah. Ahmad Firdaus (9), Bandung, pingsan. Nabila Amal (6), Bandung, patah tulang. Mar Yunani (9), Yogyakarta, gegar otak. Yudhit Bedha Ganang (10), Jakarta Selatan, luka pada kepala dan kemaluan. Angga Riawan (12), Sukabumi,luka-luka. Fuad Ayadi (9), Madura, luka-luka. M. Arif (11), Jambi, luka-luka. M.Hardianto (11), Kendari, luka-luka. Fikro Haq (7), Balikpapan, luka-luka (dari berbagai sumber). Bukan hanya itu, seorang anak menjadi korban meninggal dunia karena menirukan adegan gantung diri yang dilihatnya di TV. Agung Wibowo (kelas 3 SD di Pontianak) meninggal dunia setelah bermain "mati-matian" bersama dengan kedua adiknya.
Pada tahun 2009, sebuah acara bermuatan magic menjadi populer. Acara yang bernamaThe Master itu merupakan sebuah kompetisi magic antara beberapa orang. Bentuknya mirip seperti acara kompetisi menyanyi-ada juri dan peserta yang menunjukan bakatnya. Namun, yang ditonjolkan di sini adalah ‘kesaktian' dari masing-masing peserta.
Akhir tahun lalu, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun telah kehilangan nyawanya. Ia ditemukan sang ayah di dalam rumah dengan tubuh tergantung dan terikat. Menurut sang ayah, anak laki-laki bernama Heri Setyawan itu adalah penggemar berat Limbad. Ia gemar sekali menirukan aksi-aksi panggung Limbad. Pernah ia menusukan sejumlah jaru ke tangannya, kemudian mempertonton-kannya kepada semua orang. Begitu menggemari Limbad, anak yang dikenal sebagai pribadi sosial ini akhirnya meregang nyawa. Kisah tragis lain ditemukan di Surabaya. Bermaksud mengikuti aksi Limbad, idolanya, anak laki-laki bernama Asad Hidayat (9th) nekat menelan sebuah cincin logam. Ketika diwawancarai oleh berbagai media, bocah yang masih duduk di kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah ini mengatakan bahwa dirinya sengaja menelan cincin karena sangat menggemari aksi panggung Limbad.
Internet
Dari 937 siswa yang diteliti dalam survei YPMA 2006, 88% responden yang mengaku pernah mengakses Internet. Tempat pertama mengakses Internet adalah di rumah (diakui oleh 45% responden) dan tempat kedua adalah rental (27%). Hanya sejumlah kecil yang mengakses Internet di sekolah, rumah teman atau bahkan di kantor (orangtua mereka). Sebagian anak (nyaris 40%) menyatakan bahwa tidak ada peraturan tentang mengakses Internet di rumah mereka.
Tampak bahwa kegiatan domain yang dilakukan oleh anak-anak adalah bermain game online (38%), browsing (31%), atau membaca berita (20%). Situs yang sering mereka kunjungi adalah situs game online (Seal online, Ayo Dance, Counter Strike), klub sepakbola favorit mereka, situs yang memuat lirik atau teks lagu, dan situs berita. Sekitar 15% dari anak-anak yang pernah mengakses Internet, mengaku pernah mengunjungi situs orang dewasa.
Hasil yang berbeda diperoleh penelitian Undip-YPMA-UNICEF di Jawa Tengah dan Jawa Barat yang memperlihatkan bahwa nyaris 90% responden mereka belum pernah mengakses Internet. Hal ini sejalan dengan penelitian Livingstone dan Bober di Eropa bahwa hampir 60% anak usia 9-19 tahun yang melakukan aktivitas online setidaknya seminggu sekali memiliki pengalaman dengan pornografi online, dan 36% dari mereka mendapati secara tidak sangaja situs porno. Sepertiga dari mereka telah menerima komentar nakal atau seksual yang tidak diinginkan (www.children-go-online.net).
Untuk menaikkan lalu lintas pengunjung, pengelola situs porno menggunakan kata kunci yang sifatnya umum: dog, kuda, perempuan, borgol, dan lainnya. Pengelola situs porno juga sering "mencuri" merek terkenal sebagai nama situs mereka. Tiga merek terkenal yang digunakan untuk 'meraih' anak-anak adalah: Disney, Barbie, dan Nintedo (Cyveillance Survey, 1999).
Namun hal yang paling memprihatinkan adalah anak-anak yang kecanduan pada game online. Tidak jarang anak-anak bermalam di warnet dengan alasan belajar di rumah teman. Begitulah, di satu sisi anak-anak sangat tertarik untuk bisa mengakses Internet, tapi belum ada regulasi dan filter yang cukup melindungi mereka dari materi yang tidak aman di Internet. Dalam hal ini, akan lebih bijaksana apabila orangtua dan guru juga mengerti tentang potensi manfaat dan bahaya Internet.
Ada sebuah survei menarik yang dilakukan oleh Symantec dalam rangka mengetahui kata kunci yang sering diketikkan anak saat menggunakan Internet. Survei yang berlangsung sejak bulan Februari-Juli 2009 dengan 3,5 juta total pencarian pada Google dan Yahoo!search ini, memberikan hasil kata kunci terpopuler di kalangan anak sebagai berikut: YouTube, Google, Facebook, Sex, MySpace, Porn, Yahoo, Michael Jackson, Fred, dan eBay
Search engine semacam Yahoo! Atau Google adalah salah satu tools dari Internet yang paling sering digunakan oleh anak-anak. Mereka menggunakan tools semacam ini untuk mencari website dan data hingga gambar. Baik untuk sekadar iseng mencari gambar karakter kartun favoritnya atau mencari gambar untuk kebutuhan tugas. Dengan Yahoo! image search, anak-anak dapat menemukan gambar tokoh favoritnya, seperti Naruto. Bila Yahoo SaveSearch diaktifkan (ON), mereka akan menemukan 749.763 gambar, sedangkan bila SaveSearch dimatikan (OFF), maka gambar yang dihasilkan adalah 1.012.885. Beberapa gambar yang tampil pada saat SaveSearch off di antaranya adalah gambar tokoh-tokoh Naruto dengan pakaian minim atau bahkan gambar adegan intim.
Pada tahun 2007, penggunaan situs jejaring sosial, Facebook, mulai populer di Indonesia. Awalnya, situs yang termasuk ke dalam social media ini digunakan oleh kalangan dewasa dengan tujuan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya-baik teman dekat maupun teman yang sudah jarang ditemui. Namun, seiring dengan perkembangannya, Facebook pun digunakan oleh anak-anak yang belum termasuk ke dalam kategori dewasa atau remaja.
Padahal dalam terms and condition yang dibuat oleh pengelola Facebook, tampak bahwa pihak pengelola telah menjadikan batasan umur sebagai salah satu syarat keanggotannya. Bahkan secara otomatis, Facebook akan menolak calon anggotanya yang dikategorikan ‘underage'.
Ketika calon pengguna Facebook memasukan tahun kelahiran yang tidak sesuai dengan syarat keanggotaan Facebook, maka secara otomatis akan muncul tulisan "You can not select a birthday that indicates that you are under 13 years old. Please contact us for assistance." Dan, calon pengguna tidak dapat memiliki akun Facebook.
Facebook juga telah memberikan fasilitas pelaporan ketika ada anggotanya mengetahui bahwa ada salah satu dari mereka yang memiliki umur yang tidak sesuai dengan syarat keanggotaan Facebook.
Sayangnya, anak-anak di bawah umur tersebut dapat memalsukan identitasnya dengan mengisi tahun kelahiran palsu. Dengan demikian, mereka dapat menjadi anggota Facebook dan mengakses segala bentuk informasi dan aplikasi yang terdapat di dalam Facebook, seperti Wall-to-wall, update status, chatting, message, notes, message, Pet Society, FarmVille, The Sims, Ninja Saga, Mini Golf Party, Restaurant City, YoVille, dan lain sebagainya.
Di dalam Facebook, anak-anak mendapatkan kebebasan dalam mengakses informasi dalam bentuk apapun. Yang berbahaya adalah ketika video porno mirip artis A, L, dan CT, anak-anak dapat mencari informasi tersebut. Bahkan mereka juga dapat mengakses informasi-informasi mengenai link untuk men-download video tersebut. Caranya adalah dengan mengunjungi fan page milik artis yang bersangkutan. Di sana, terdapat berbagai macam informasi mengenai perkembangan kasus tersebut, karena menurut pengamatan tim MDKA selama isu tersebut menjadi fokus, banyak perkembangan informasi yang didapat melalui fan page tersebut.
7. Peranan televisi dalam Pemebentukkan Kepribadian Anak
Fungsi utama televisi adalah untuk menghibur dan memberikan informasi, tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi non hiburan dan non informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak, komunikator dan komunikan.
Pengaruh positif televisi adalah televisi dapat menyediakan program pendidikan untuk anak usia sekolah, menambah kreativitas dan pengetahuan anak namun disisi lain televisi juga memiliki pengaruh negatif terhadap aktivitas fisik seperti perilaku merokok, perilaku agresif, tingkah laku, pengguna alkohol dan obat terlarang, hubungan seksual bebas, pola makan yang salah, obesitas, serta penurunan prestasi akademik terutama apabila ada televisi di kamar anak. Menonton televisi dapat menurunkan prestasi akademik anak usia sekolah. Hal ini disebabkan karena:
· Mengurangi semangat belajar karena bahasa televisi yang sederhana dan memikat sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
· Menonton televisi menyebabkan berkurangnya waktu untuk membaca dan
· mengikuti kegiatan di sekolah.
· Lama menonton televisi juga sangat menentukan, dimana biasanya anak menghabiskan waktu 3 sampai 5 jam sehari untuk menonton televisi.
· Beberapa penelitian menyatakan ada hubungan antara rendahnya minat baca dan kemampuan membaca terhadap pertambahan waktu menonton televisi, terutama pada anak laki-laki. Namun hal ini tidak bermakna pada anak yang mempunyai IQ yang lebih tinggi dari normal. Namun pada anak penggemar berat televisi (menonton televisi lebih dari 5 jam sehari)
· meskipun memiliki IQ normal ataupun lebih tinggi tetap saja dijumpai kemampuan membaca yang lebih jelek.17 Penelitian lain pada anak sekolah menengah juga dijumpai prestasi akademik jelek yang berhubungan dengan bertambahnya waktu menonton televisi.
· Menonton televisi juga mempengaruhi kebiasaan belajar anak dan tingkah laku di sekolah. Film kartun seperti sesame street menyebabkan perhatian anak di kelas berkurang terhadap pelajaran terutama perhatian pada gurunya.
· Pada penelitian lain menonton televisi pada masa kanak-kanak (usia 3 sampai 5 tahun) juga berhubungan dengan masalah memusatkan perhatian pada masa remaja (12 sampai 15 tahun) disebabkan konsentrasi berkurang, tidak perhatian dengan ucapan guru kelas, pikiran mudah
· terpecah saat ingin berkonsentrasi.
· Menonton televisi dapat mengganggu pola tidur yang akhirnya dapat menurunkan kemampuan memori verbal anak.
· Usia anak saat mulai menonton televisi. Berkurangnya minat baca anak terutama pada anak sekolah dasar sangat penting diperhatikan karena periode ini adalah tahap awal mereka belajar membaca. Sedangkan untuk tahun berikutnya dimana seharusnya anak lebih sering belajar membaca justru mereka habiskan untuk menonton televisi.
7. Perlindungan Terhadap Anak Melalui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
Pertimbangan dibentuknya Undang-undang tentang penyiaran adalah:
Bahwa lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial; bahwa siaran yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan, serentak dan bebas, memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan pendapat, sikap, dan perilaku khalayak, maka penyelenggara penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa.
Pertimbangan di atas menjelaskan tentang tanggung jawab lembaga penyiaran terhadap dampak yang ditimbulkan oleh setiap tayangan televisi dan bahwa setiap tayangan yang disiarkan harus mampu menyentuh berbagai aspek dalam masyarakat.
Rangkuman pasal demi pasal sesuai Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran menyatakan hal-hal sebagai berikut :
· Penyelenggara penyiaran wajib bertanggungjawab dalam menjaga nilai moral, tata susila.
· Penyiaran diarahkan untuk menjaga dan meningkatkan moralitas.
· Komisi penyiaran berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran.
· Dalam menjalankan fungsinya, komisi penyiaran mempunyai wewenang
· Menetapkan standar program siaran,
· Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran,
· Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran, standar program siaran,
· Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran, serta standar program penyiaran.
· Komisi penyiaran mempunyai tugas dan kewajiban
· Menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia,
· Menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, serta kritik dan apresiasi masyarakat, terhadap penyelenggaraan penyiaran.
· Isi siaran harus sesuai dengan asas, tujuan, fungsi, dan arah siaran.
Penyiaran diarahkan untuk menjaga dan meningkatkan moralitas.
Penyiaran diarahkan untuk menjaga dan meningkatkan moralitas.
· Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan moral.
· Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran. Isi siaran dilarang menonjolkan unsur cabul.
· Siaran iklan wajib mentaati asas, tujuan, fungsi, dan arah penyiaran. Penyiaran diarahkan untuk menjaga dan meningkatkan moralitas. Siaran iklan niaga dilarang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat.
· Pedoman perilaku penyiaran disusun dan bersumber pada nilai-nilai moral, dan norma-norma lain yang berlaku dan diterima oleh masyarakat umum dan lembaga penyiaran.
· Pedoman perilaku penyiaran menentukan standar isi siaran yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan kesopanan dan kesusilaan; pembatasan adegan seks; perlindungan terhadap anak-anak, remaja dan perempuan; penggolongan program dilakukan menurut usia khalayak.
Melalui pernyataan singkat dari Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran dapat dilihat batasan-batasan yang diberikan oleh Komisi Penyiaran Indonesia terhadap setiap tayangan khususnya tayangan televisi. Dan dapat diberikan pendidikan dan penyadaran kepada masyarakat dan aparat hukum bahwa seharusnya masalah tersebut adalah masalah bersama.
Komentar