Langsung ke konten utama

Membuat Perencanaan Kampanye Komunikasi

Program Kampanye Imunisasi Campak dan Polio Balita Posyandu Melon Cimanggis, Kelapa Dua - Depok 1. Anilisis Masalah Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat.A.A, 2009). Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak. Sebelum imunisasi campak dan polio dipergunakan secara luas di dunia banyak anak terinfeksi campak dan polio.. Indonesia adalah negara keempat terbesar penduduknya di dunia yang memiliki angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian. Hal ini tentu sangat membahayakan untuk itu perlu adanya pencegaham dengan cara memberikan imunisasi kepada balita Analisis SWOT : a) Strong a. Program imunisasi campak dan polio ini dapat mecegah penyakit campak dan polio. b. Program imunisasi ini tidak dipungut biaya b) Weakness a. Banyak orang tua balita yang belum memiliki kesadaran untuk memberi imunisasi pada balitanya c) Opportunities a. Tumbuhnya kesadaran para orang tua balita untuk memberi vaksin imunisasi pada balita d) Treath a. Banyak orang tua yang kurang percaya pada pelayanan yang diberikan oleh posyandu 2. Penyusunan Tujuan Tujuan dari diadakannya kampanye imunisasi untuk balita ini adalah : a) Dengan pemberian vaksin imunisasi campak maka diharapkan bayi-bayi di kelapa dua dapat terhindar dari penyakit campak dan polio. b) Menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh campak c) Menjangkau anak yang belum mendapatkan imunisasi polio dan campak pada pelayanan rutin 3. Identifikasi dan Segmentasi pasar Sasaran dari program imunisasi adalah balita balita yang berusia 0-59 bulan dan sasaran tambahan dan Vitamin A usia 9-59 bulan di kelurahan kelapa dua. Semua balita usia 0-59bulan Semua balita usia 9-59bulan 4. Menentukan Pesan Tema : ‘Cegah campak dan polio sebelum terlambat’ Pesan ini bersifat persuasif dimaksudkan agar orang tua balita mengikuti program imunisasi campak dan polio 5. Strategi dan Teknik Strategi ditujukan agar para ibu mau membawa anaknya ke posyandu a. Memasang spanduk besar di depan posyandu agar para ibu dapat mengetahui adanya acara imunisasi campak dan jadwal pelaksanaannya. b. Pihak posyandu melakukan Sosialisasi dengan mendatangi rumah-rumah warga yang terbapat balita agar pihak posyandu dapat mengenalkan secara lebih dekat dan persuasi mengenai program imunisasi agar si ibu mendapat pengetahuan tentang pentingnya imunisasi c. Diadakan lomba balita sehat, ini merupakan acara hiburan Agar ibu lebih tertarik menghadiri acara imunisasi ini. 6. Alokasi Waktu dan Sumber Daya Alokasi waktu dibagi menjadi dua tahap 1. Tahap Pertama dilaksanakan pada tanggal 1-7 april 2013. Program campak dan imunisasi polio tambahan bersama pemberian Vitamin A di posyandu melon. 2. Tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 1-7 Agustus tahun 2013. Program campak dan imunisasi polio tambahan Sumber daya : a. Manusia Tim Kampanye yang memprakarsai acara kampanye pemberian imunisasi campak dan polio ini adalah mahasiswa dari Universitas Gunadarma, kemudian bekerja sama dengan Departmen kesehatan dan para bidan. b. Operasional Dalam penyelenggaraan program imunisasi campak dan polia sosialisasi akan diberikan oleh bidan professional. Sosialisasi akan diselingi dengan hiburan yang menarik dan games interaktif. C. Peralatan Peralatan yang digunakan peralatan milik posyandu melon. Untuk mendukung terselenggaranya acara ini, maka akan disiapkan sound system sehingga audience dapat menyimak dan ikut berpartisipasi dalam acara. 7. Evaluasi dan Tinjauan : Setelah serangkaian program imunisasi campak dan polio akan diadakan program imunisasi lain di posyandu melon. Hal ini diharapkan mampu membuat balita di daerah kelapa dua menjadi sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Populer

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi baik dalam bidang teknologi, baik dalam bidang teknologi informasi maupun teknologi transportasi mendorong munculnya produk-produk kebudayaan baru dalam masyarakat. Dalam beberapa masyarakat, ada produk kebudayaan yang terus dipertahankan dari masa ke masa yang tidak boleh diubah. Adanya kebudayaan-kebudayaan baru yang masuk dalam suatu masyarakat tidak lepas dari peran komunikasi dan bisanya proses komunikasi yang terjadi melibatkan media massa karena daya jangakaunya lebih luas. Salah satu wujud kebudayaan yang dihasilkan dengan adanya keterlibatan media massa adalah kebudayaan massa atau mass culture dan kebudayaan popular atau pop culture . Berbagai wujud pop culture ada disekitar kita seperti gaya berbusana, makanan, music dan film. Tak bisa dipungkiri lagi, keberadaan pop culture mewarnai kehidupan sosial kita. Bila kita amati berbagai wujud pop culture yang ada disekitar kita memang tidak lepas dari peran media

ANALISIS SWOT dan COMPANY PROFILEPT. Frisian Flag Indonesia

Bab I 1.1   Latar belakang Industri produk berbasis susu di Indonesia berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya inovasi – inovasi baru di bidang pengolahan produk berbasis susu. Demikian pula dengan komposisi dan kemasannya, dibuat menarik perhatian dengan harga terjangkau. Selain itu, hal ini juga semakin teredukasinya dan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi susu setiap hari. Indoneia memiliki ladang yang baik untuk peternakan sapi sehingga akan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi. Kini, produk susu termasuk produk yang sangat dibutuhkan semua orang, baik tua maupun muda. Fakta inilah yang akhirnya mendorong para pelakunya lebih giat merebut hati konsumen. Setidak-tidaknya, produk ini dibutuhkan oleh 150 juta penduduk Indonesia. Populasi dunia meningkat dengan cepat, daya beli meningkat, sementara pada saat yang sama, makanan, bahan baku, dan energi berada dalam pasokan pendek. Ini memberi Frisian Flag Indonesia,

Teori Informasi Organisasi Karl Weick

Teori Informasi Organisasi Berdasakan Penelitian Karl Weick Tugas untuk mengelola informasi dalam jumlah besar adalah sebuah tantangan bagi khalayak organisasi. Ketika pilihan-pilihan kita untuk saluran-saluran komunikasi meningkat, jumlah pesan yang kita kirim dan terima, dan juga kecepatan kita mengirim pesan tersebut meningkat pula. Organisasi tidak hanya dihadapkan pada tugas untuk mengartikan pesan yang diterima, tetapi juga menghadapi tantangan untuk menentukan siapa yang harus menerima informasi tersebut demi mencapai tujuan organisasi. Media baru mampu membuat perusahaan menyelesaikan tujuan mereka dalam berbagai cara yang belum pernah dilihat sebelumnya. Konferensi video, teleconference, ruang chat, e-mail, dan televisi interaktif memungkinkan orang seperti Dominique untuk memberikan kesempatan kepada timnya untuk secara simultan berbagi dan memberikan reaksi terhadap banyak sekali informasi. Tiap tim diberikan kesempatan untuk memutuskan informasi apa yang penting untuk tug