Langsung ke konten utama

Teori Komunikasi Craig

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah bidang kajian yang dapat ditemukan relatif di setiap aspek kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aktivitas yang dilakukan manusia relatif membutuhkan komunikasi. Salah satu bidang kajian dalam komunikasi yang tentunya melibatkan manusia adalah komunikasi organisasi. Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong munculnya berbagai kemajuan dalam berbagai bidang seperti teknologi dan komunikasi. Bidang-bidang tersebut (teknologi dan komunikasi) saling bersinergi dan memengaruhi komunikasi organisasi. Tidak hanya seputar teknologi dan komunikasi, kehidupan manusia juga mengalami perubahan seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Pada awalnya, pertanian menjadi faktor dominan dalam kehidupan manusia kemudian bergeser ke arah industri. Keberadaan industri ternyata berpengaruh terhadap kondisi sosial dan kondisi alam. Orang-orang yang berada dibalik suatu perusahaan yang menggerakkan sektor industri memiliki peran penting terkait kondisi masyarakat dan kondisi alam. Makalah ini akan membahas tantangan-tantangan yang dihadapai oleh komunikasi organisasi. Organisasi disini tidak hanya perusahaan-perusahaan yang menggerakkan sektor industri namun juga organisasi pemerintahan dan non pemerintahan, seperti LSM baik yang berorientasi keuntungan maupun yang tidak berorientasi keuntungan. 1.2 Tujuan Penulisan Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tantangan-tantangan yang dihadapi komunikasi organisasi saat ini. 1.3 Metode Penulisan Makalah ini ditulis dengan menggunakan studi literatur text book organizational communication dari Katherinne Miller dan studi Internet untuk menambah kekayaan data. 1.4 Manfaat Penulisan Penulisan ini bermanfaat dalam memahami tantangan yang dihadapi oleh komunikasi organisasi saat ini. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dunia Kita yang Rumit Pembahasan pertama dalam makalah ini mengenai kompleksitas atau kerumitan dunia dimana kita hidup saat ini. Kerumitan ini juga nyata dalam proses komunikasi dan dalam organisasi, institusi maupun kelompok – kelompok sosial. “Dunia Kita yang Rumit” pada judul awal pembahasan tidak mengarah kepada keseluruhan aspek kehidupan manusia namun penulis lebih menekankan pada dunia organisasi yang melibatkan proses komunikasi. Ada empat aspek yang berperan dalam kerumitan dunia organisasi yang selanjutnya akan dibahas kemudian secara satu per satu yakni globalisasi, terorisme, perubahan iklim, dan perubahan demografi yang ditampilkan dalam bagan berikut. Gambar 2.1 Aspek dalam Kerumitan Dunia Kita Saat Ini 2.1.1 Globalisasi Globalisasi merupakan proses hilangnya batas ruang dan waktu karena meningkatnya teknologi komunikasi dan teknologi transportasi. Globalisasi mempengaruhi level personal dan level organisasi. Pada level personal, individu dapat terhubung dengan individu lain yang berada pada tempat yang jauh dengan perangkat teknologi komunikasi dan teknologi transportasi. Sementara itu, pada level organisasional, globalisasi ditandai dengan adanya ekonomi global dan pasar gobal. Kemunculan ekonomi global difasilitasi oleh perubahan – perubahan politik penting, seperti berakhirnya perang dingin dan perkembangan yang terjadi di Uni Eropa. Perubahan – perubahan politik tersebut ternyata berpengaruh terhadap kemunculan berbagai institusi yang membantu untuk mengatur ekonomi global seperti World Trade Organization (Organisasi Perdangan Dunia) dan International Monetary Fund (Dana Moneter Internasional). Globalisasi telah menggiring pada praktek – praktek seperti outsourching dimana pebisnis telah menggerakkan perusahanan dan pusat-pusat pelayanannya ke negara – negara dengan buruh yang murah. Dalam ekonomi global, banyak organisasi yang hadir secara internasional atau multinasional di seluruh dunia. Lebih jauh lagi, dalam ekonomi global, bisnis – bisnis tidak lagi dipusatkan di beberapa negara barat namun tersebar di berbagai negara berkembang. Kerumitan dari keterhubungan global ini semakin jelas khusus selama resesi ekonomi yang dimulai pada tahun 2007 yang kemudian diikuti dengan collapsenya ekonomi di Amerika dan Yunani yang mempengaruhi keadaan ekonomi seluruh negara di dunia ini. Banyak ilmuwan berargumen bahwa globalisasi dapat menyebabkan masalah seperti hilangnya pekerjaan domestik, eksploitasi buruh di negara dunia ketiga dan masalah lingkungan. David Held (2005) menyatakan bahwa globalisasi yang berkaitan dengan ekonomi global dan sistem industrial dapat memunculkan isu-isu yang rumit, seperti isu perdagangan. Komunikasi organisasi dapat memberikan kontribusi yang besar terkait debat – debat mengenai globalisasi. Tantangan – tantangan globalisasi tidak hanya ekonomi, namun juga meliputi pesan, hubungan dan sistem pemahaman. Beberapa pertanyaan yang ilmuwan komunikasi organisasi pikirkan terkait globalisasi meliputi : • Bagaimana anggota organisasi berkomunikasi secara efektif dalam ruang dan waktu yang kontrak oleh pasar global? • Bagaimana komunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dalam dunia kerja yang multikultural yang merupakan ciri penting ekonomi global kita? • Bagaimana proses – proses komunikasi dalam organisasi – organisasi bisnis, pemerintahan dan non pemerintah dapat digunakan untuk melindungi hak – hak pekerja di USA dan luar negeri? • Bagaimana “perorganisasian” terjadi dalam debat – debat bidang politik dan kebijakan ekonomi yang kritis terhadap arah jangka panjang dari ekonomi global kita? • Bagaimana korporasi – korporasi mengkomunikasi mengenai kesimbangan menyediakan barang dan jasa dengan harga yang disukai konsumen dan menyediakan dunia kerja yang aman dan terjamin secara ekonomi untuk pegawai mereka? 2.1.2 Terorisme Serangan teroris pada 11 September 2001 telah mengubah dunia dalam cara yang besar. Rosemary O’Kane (2007) menyatakan bahwa teroris telah ada selama berabad – abad, dan terorisme dapat dilakukan oleh individu-individu, kelompok – kelompok, negara – bangsa, dan rezim – rezim. Terorisme bagi Rosemary O’Kane (2007) bukanlah sebuah ideologi khusus namun sebuah kumpulan strategi – strategi yang meliputi penggunaan kekerasan yang tak dapat diramalkan terhadap individu-individu dan kemudian menciptakan ketakutan dan kecurigaan terus – menerus terhadap orang banyak. Bagi individu dan organisasi, akibat peristiwa 9/11, terlihat pada dua hal yakni perang terhadap terror dan keamanan tanah air. Ilmuwan komunikasi organisasi harus sadar bahwa proses – proses komunikasi yang kompleks yang melibatkan tindakan militer dan birokrasi juga ambil bagian pada perang terhadap teror. Akibat dari perang terhadap terror bagi komunikasi organisasi meliputi negosisasi – negosisasi politik yang kompleks dengan entitas – entitas pemerintahan serta penciptaan dan penyebaran retorika organisasional untuk menghubungkan tujuan-tujuan institusional dan opini publik. Ilmuwan komunikasi organisasi juga merespon kompleksitas atau kerumitan terorisme melalui pemikiran keamana tanah air. Bagi ilmuwan komunikasi organisasi, fokus mereka terkait keamanan tanah air berkisar pada pembangunan sistem komunikasi untuk meningkatkan tingkat keamanan, meningkatkan pelacakan kemungkinan aktivitas teroris dan mengembangkan kemampuan organisasi yang dapat merespon dengan tanggap seperti, kantor polisi, departemen pemadam kebakaran, rumah sakit dan militer. Ilmuwan komunikasi organisasi mungkin akan dihadapkan pada konflik terkait dengan keamanan tanah air yang dapat menyebabkan orang stress dan pada akhirnya dapat menyebabkan konflik antara kebutuhan akan keamanan dan kebebasan warga sipil. 2.1.3 Perubahan Iklim Al Gore (2006) dalam bukunya An Incovenient Truth berargumen bahwa peran kemanusiaan dalam perubahan iklim adalah sebuah isu yang tak dapat lagi ditolak dan harus segera ditangani oleh pemerintah, pebisnis dan individu. Kebanyakan ilmuwan dan ahli saat ini setuju bahwa perubahan-perubahan akhir-akhir ini dalam iklimkita disebabkan oleh fenomena “global warming ” dan hal ini dapat dikaitkan dengan aktivitas individual serta aktivitas organisasi. Peran komunikasi organisasi dalam perubahan iklim dan pemanasan global luas. Kontribusi manusia terhadap perubahan iklim dimulai dari revolusi industri, seperti sistem produksi energi, pabrik manufaktur, dan transportasi berbahan bakar fosil. Komunikasi organisasi terlibat dalam debat mengenai global warming dan apa yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Debat dilakukan secara global karena melibatkan peran negara-negara di dunia dalam rangka mengurangi gas rumah kaca. Komunikasi organisasi juga berperan penting dalam menghadapi banyak efek global warming seperti peningkatan insiden kebakaran hutan dan bencana cuaca seperti angin topan. Menangani global warming dan perubahan iklim telah membuka peluang untuk pebisnis yang ingin meningkatkan tingkat kepedulian lingkungan dan penjualan mereka dengan label perusahaan “hijau” kepada konsumen. Hal ini menggambarkan banyak eksekutif organisasi yang membuat keputusan terkait bisnis mereka dengan pertimbangan lingkungan baik dengan tujuan mulia kepada lingkungan atau hanya untuk peluang bisnis semata. 2.1.4 Perubahan Demografi Dibanding dengan isu-isu sperti globalisasi, terorisme, dan perubahan iklim, konsep demografi lebih “ramah”. Demografi merujuk pada deskripsi statistika mengenai karakteristik – karakteristik sebuah populasi, seperti usia, ras, pendapatan, tingkat pendidikan dan sebagainya. Dalam satu pengertian, deskripsi tersebut sederhana namun hal tersebut juga penting. Perubahan demografi tidak hanya memengaruhi pengalaman organisasional individu namun juga menciptakan tantangan bagi komunikasi organisasi. Perubahan demografi juga berpengaruh pada tempat kerja yang multikultural. Hal ini meliputi cara memperlakukan individu – individu yang berasal dari latar belakang etnik, ras, usia, gender, ketidakmampuan serta orientasi seks dalam cara-cara yang menghormati perbedaaan – perbedaan ini menciptakan peluang – peluang untuk menacapai tujuan personal dan organisasional. 2.2 Merumitkan Pemikiran Kita Mengenai Organisasi Langkah pertama merumitkan pemikiran kita tentang komunikasi organisasi adalah dengan merumitkan pemikiran kita tentang organisasi. Organisasi didefinisikan sebagai lima ciri kritis yang meliputi keberadaan sebuah kolektivitas sosial, tujuan-tujuan individu dan organisasional. Pengoordinasian aktivitas, struktur organisasional dan penanaman organisasi di dalam organisasi lain. Untuk merumitkan pemikiran kita mengenai organisasi, kita harus merentangkan pemahaman kita mengenai masing-masing konsep. Ketika kita berusaha merentangkan pemikiran kita, kita dapat melihat ada banyak contoh dari jenis organsasi saat ini yang tidak dipikirkan beberapa dekade lalu. Dengan kemajuan teknologi, organisasi berjalan tanpa lokasi fisik namun dalam bentuk virtual. 2.3 Merumitkan Pemikiran Kita Mengenai Komunikasi Penting bagi kita, untuk merumitkan pemikiran kita tentang komunikasi bila kita ingin menghadapi dunia yang menghadang kita. Model – model awal komunikasi sangat sederhana, mengargumentasikan bahwa komunikasi dapat dikonseptualisasikan dengan sebuah model seperti model S-M-C-R dimana sebuah sumber mentransmisikan sebuah pesan melalui sebuah saluran kepada semua penerima. Dalam konteks organisasi, hal ini dapat dilihat sebagai seorang pengawas (sumber) meminta sukarelawan untuk bekerja pada akhir minggu (pesan) melalui sebuah e-mail (saluran) yang dikirimkan ke seluruh pegawainya (penerima). Bahkan ketika feedback ditambahkan dalam model ini, hal tersebut masih jelas bahwa model ini gagal untuk mencangkup berbagai macam cara yang kita perlukan untuk berpikir mengenai komunikasi. Komunikasi tidak hanya mengenai mengirim pesan – pesan yang sederhana ke satu atau lebih penerima. Komunikasi juga mengenai jaringan – jaringan yang rumit dimana melalui komputer kita dihubungkan dengan yang lain. Komunikasi juga mengenai penciptaan sistem – sistem makna dalam keluarga dan budaya. Komunikasi juga mengenai pemahaman sebuag segmen pasar untuk meningkatkan persuasi dan meningkatkan penjualan. Komunikasi juga mengenai berbagai macam cara informasi harus dialirkan untuk menyediakan bantuan ketika terjadi bencana alam. Komunikasi itu mengenai pembingkaian informasi tentang sebuah ancaman yang mungkin sehingga publik diperingatkan namun tidak dibuat panik. Komunikasi mengenai isu-isu yang dapat menyatukan dan dapat memecah belah. Robert Craig (1999) menawarkan sebuah model teori komunikasi yang membantu mengurutkan berbagai jenis aspek dalam komunikasi. Pertama, Robert Carig mengontraskan model komunikasi transmisi dengan model komunikasi konstitutif. Dalam sebuah model transmisi, komunikasi adalah sebuah cara pemindahan informasi dari sumber ke penerima dengan model S-M-C-R. Dalam sebuah model konstitutif, komunikasi dilihat sebagai sebuah “proses produksi dan reproduksi arti bersama” (Craig,1999). Namun, Craig menyarankan bahwa perbedaan sederhana ini tidak membantu secara khusus. Untuk satu hal, ia berargumentasi bahwa bukanlah sebuah pertarungan yang benar – benar adil, model transmisi biasanya ditampilkan sebagai sesuatu yang mudah untuk dikalahkan. Namun Craig juga percaya model transmisi dapat berguna untuk mendapatkan informasi evaluasi bagi warga yang berada di luar jalur topan, transmisi informasi yang efektif jauh lebih penting ketimbang penciptaan arti bersama. Namun, Carig tidak berpikir bahwa kita harus berhenti pada pemikiran yang sederhana antara sebuah model transmisi dan model konstitutif. Alih-alih Craig menyarankan kita untuk merumitkan pemikiran kita. Craig berargumen bahwa kita seharusnya menyusun kembali model konstitutif layaknya sebuah metamodel –sebuah cara berpikir yang menyeluruh mengenai komunikasi. Maka dari itu, bila kita melihat model konstitutif sebagai sebuah model dari “berbagai model” dimungkinkan untuk membentuk komunikasi dalam berbagai cara. Cara – cara yang berbeda dalam membetuk komunikasi ini, dapat menyediakan kesempatan-kesempatan yang berbeda untuk pengembangan teori dan penelitian. Namun lebih penting untuk tujuan kita saat ini, berbagai cara pembentukan komunikasi dapat membantu kita menghadapi tantangan – tantangan praktis yang individu – individu juga hadapi dalam organisasi saat ini. Maka dari itu, akan ada saatnya ketika penting untuk berpikir mengenai komunikasi sebagai cara untuk mendapatkan informasi dari satu orang ke orang lain. Akan ada saat yang ketika penting unutk berpikir mengenai komunikasi sebagai dialog bersama dan sebuah cara untuk meningkatkan sebuah pemahaman mengenai diri sendiri dan orang lain. Akan ada saatnya yang lain juga ketika komunikasi paling baik dilihat sebagai sebuah arti persuasi dan motivasi. Jadi, metamodel komunikasi dari Craig, dapat membantu kita menghadapi tantangan praktis dari dunia organisasi saat ini. Craig menawarkan tujuh domain teori komunkasi – tujuh cara berpikir mengenai komunikasi. Berikut adalah tabel cara berpikir yang Craig ajukan : Tabel 2.1 Domain Teori Komunikasi Craig Communication Theorized As: Possible Use in the Organizational Context: Rhetorical The practical art of discourse Consider the communication strategies of organizational leaders during times of crisis Semiotic Intersubjective mediation by signs Studying the ways that organizations create and sustain identity thorough corporate symbolism Phenomenological Experience of otherness; Dialogue Using dialogue to mediate conflict between two employees Cybernetic Information processing Finding optimal ways to set up a communication network system for employees who telecommute Sociopsychological Expression, interaction, and influence Using knowledge about personality and interaction style to improve conflict management programs Sociocultural (Re)production of social order Looking at the intersection of organizational, national, and ethnic cultures in multinational organizations Critical Discursive reflection Confronting the issue of sexual harassment in the workplace through programs designed to shift beliefs about gender and power BAB III PENUTUP Kesimpulan Dunia kita menjadi semakin rumit dan stuasi – situasi yang rumit dikarenakan globalisasi, terorisme, perubahan iklim dan perubahan demografi membutuhkan pendekatan – pendekatan beraneka segi untuk memahami berbagai hal yang rumit. Memang, bahkan tanpa isu-isu tersebut kehidupan di dalam organisasi sudah rumit. Jadi, penting untuk merumitkan pemikiran kita mengenai organisasi dan organisasi. DAFTAR PUSTAKA Miller, Katherine. 2011. Organizational Communication Approaches and Processes. California: Wadsworth Publishing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Informasi Organisasi Karl Weick

Teori Informasi Organisasi Berdasakan Penelitian Karl Weick Tugas untuk mengelola informasi dalam jumlah besar adalah sebuah tantangan bagi khalayak organisasi. Ketika pilihan-pilihan kita untuk saluran-saluran komunikasi meningkat, jumlah pesan yang kita kirim dan terima, dan juga kecepatan kita mengirim pesan tersebut meningkat pula. Organisasi tidak hanya dihadapkan pada tugas untuk mengartikan pesan yang diterima, tetapi juga menghadapi tantangan untuk menentukan siapa yang harus menerima informasi tersebut demi mencapai tujuan organisasi. Media baru mampu membuat perusahaan menyelesaikan tujuan mereka dalam berbagai cara yang belum pernah dilihat sebelumnya. Konferensi video, teleconference, ruang chat, e-mail, dan televisi interaktif memungkinkan orang seperti Dominique untuk memberikan kesempatan kepada timnya untuk secara simultan berbagi dan memberikan reaksi terhadap banyak sekali informasi. Tiap tim diberikan kesempatan untuk memutuskan informasi apa yang penting untuk tug...

KONFORMITAS DALAM KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1        Latar Belakang Individu sebagai kesatuan organik yang terbatas memiliki karakter dan sifat yang berbeda satu sama lain. Manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk sebuah kelompok untuk tetap bertahan hidup dan mencapai suatu tujuan tertentu. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Dalam sebuah kelompok terdapat orang-orang dengan latar belakang yang berbeda, memiliki kemampuan dan kelemahan yang berbeda, sehingga perbedaan ini akan menjadi kekuatan besar dalam suatu kelompok untuk mengambil suatu keputusan-keputusan terbaik dan kondisi ini akan memperkuat induvidu anggota kelompok dalam menutupi kelemahan-kelemahannya. Dalam kelompok terdapat kepercayaan tertentu (norma) yang cenderung akan diikuti oleh seluruh individu yang ada dalam kelomp...

ANALISIS SWOT dan COMPANY PROFILEPT. Frisian Flag Indonesia

Bab I 1.1   Latar belakang Industri produk berbasis susu di Indonesia berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya inovasi – inovasi baru di bidang pengolahan produk berbasis susu. Demikian pula dengan komposisi dan kemasannya, dibuat menarik perhatian dengan harga terjangkau. Selain itu, hal ini juga semakin teredukasinya dan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi susu setiap hari. Indoneia memiliki ladang yang baik untuk peternakan sapi sehingga akan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi. Kini, produk susu termasuk produk yang sangat dibutuhkan semua orang, baik tua maupun muda. Fakta inilah yang akhirnya mendorong para pelakunya lebih giat merebut hati konsumen. Setidak-tidaknya, produk ini dibutuhkan oleh 150 juta penduduk Indonesia. Populasi dunia meningkat dengan cepat, daya beli meningkat, sementara pada saat yang sama, makanan, bahan baku, dan energi berada dalam pasokan pendek. Ini memberi Frisian Flag Indones...