Langsung ke konten utama

Teori Berita Politik di Media Massa


Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Menurut Simbolon (1997: 88-89), secara tekhnis berita muncul hanya setelah dilaporkan. segala hal yang diperoleh dilapangan dan masih akan dilaporakan belum meruapakan berita. hasil lapangan itu masih merupakan peristiwa itu sendiri.

Politik dalam arti yang seluas-luasnya adalah dimensi kekuasaan yang mengatur dan mengarahkan kehidupan sosial secara keseluruhan (Hardiman, 1990), persoalan yang terus muncul mengenai kehidupan sosial itu adalah siapa yang berhak mengatur dan mengarahkannya serta bagaimana pengaturan dan pengarahan itu dapat dilaksanakan.

Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat secara umum, media massa meliputi media cetak, media elektronik, dan media online (mondry, 2008: 12). Pesan yang dimuat media massa bersifat umum, dengan audiens yang bersifat heterogen, anonin dimana komunikan tidak mengenal secara personal terhadap komunikator dan pesan dari media massa dapat menimbulkan keserempakan (Effendi, 1993 : 81-83).

Warren dalam buku modern news reporting: “Politik surat kabar nampak dengan tegas dan nyata didalam pemerintahan politik dari pada pemberitaan-pemberitaan lainnya, karena alasan-alasan yang nyata bahwa politik tidak dapat dipisahakan dengan masalah-masalah umum (publik).” Pemikiran isi media pada dasarnya suatu proses konstruksi realitas secara subjektif oleh pengolahan media. Isi berita politik tidak sepenuhnya menggunakan apa sesungguhnya yang terjadi melainkan cendrung subjektif dalam penulisannya. Berita politik yang di sampaikan adalah hasil dari konstruksi dari realitas itu sendiri. Oleh karena itu berita politik merupakan dalam posisi orientasi bisnis atau kekuatan politik kekuasaan tertentu. Maka biasanya takkan terelakkan sehingga realitas berita politik adalah konstruksi yang syarat dengan kepentingan.

Shoemaker dan Reese (1996: 34) membagi peran media dalam berita politik kedalam suatu katagori, media dan berita politik bisa secara aktif dan pasif. Berita politik dalam media adalah, media yang berperan aktif dalam memberitakan berita politik kepada khalayak banyak dalam menentukan isi berita politik dan mengskonstrusikannya. Secara sadar dan memiliki tujun tertentu untuk mengarahkan pendugaan dalam hal ini sifat media dalam memberitakan politik tidak netral dan berpihak konsep media pasif. Media secara pasif menanggapi media hanyalah menyampaikan pesan politik atau sebuah peristiwa apa-adanya, yaitu berita yang di sampaikan media tidak sengaja untuk mempengaruhi khalayak. Sehingga jika terjadi efek pengaruh tergantung dari konstruksi khalayak, bukan pada medianya.

Komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang memiliki konsekuensi-konsekuensi yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik (Nimmo, 1993: 9). Hampir sama dengan komunikasi secara umum, jenis pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi politik adalah hal-hal yang berkenaan dengan politik. Terdapat beragam saluran komunikasi politik. Pada dasarnya saluran komunikasi politik sama dengan saluran komunikasi secara umum. Saluran komunikasi politik adalah alat atau sarana yang memudahkan penyampaian komunikasi politik. Saluran komunikasi politik tidak hanya mencakup alat, sarana, dan mekanisme seperti mesin cetak, radio, televisi, dan sebagainya, tetapi yang paling penting adalah manusia itu sendiri. Manusia sebagai otak perumusan pesan politik melalui sarana yang ada dalam media massa (Nimmo, 1993. 166-167). Karenanya manusia sebagai aktor politik memanfaatkan media massa untuk menyebarluaskan pembicaraan-pembicaraan politik dengan harapan pencapaian tujuan politiknya lebih besar daripada melalui saluran komunikasi yang lain.

Komunikasi politik di media massa erat kaitannya dengan opini publik. Opini publik yaitu upaya membangun sikap dan tindakan khalayak mengenai suatu masalah politik atau aktor politik (Nimmo, 1989: 5). Dalam komunikasi politik media massa menjadi penggerak utama dalam usaha dalam mempengaruhi individu terhadap terpaan berita yang diterimannya (Nimmo, 1993: 198-200). Bentuk pembicaraan politik dalam media antara lain berupa teks atau berita politik yang didalamnya terdapat simbol-simbol politik (Hannad, 2004: 9). Oleh karena itu, media massa menjadi saluran yang sering digunakan dalam menyampaikan informasi politik. Bahkan media massa dilihat sebagai alat yang mampu menjustifikasi terhadap realitas sosial yang terjadi di masyarakat.

Media massa bukan sekedar sarana yang menampilkan kepada publik peristiwa politik secara apa adanya, tetapi tergantung kepada kelompok dan ideologi yang mengkonfirmasinya. Dengan demikian, apapun yang dihasilkan dan ditampilkan oleh media merupakan representasi dan ideologi media massa tersebut. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh media massa, maka lembaga-lembaga politik seperti partai politik, organisasi pemerintah, kelompok kepentingan, serikat buruh, LSM, dan sebagainya, seringkali memanfaatkan media massa untuk tujuan-tujuan politik (Scharm, 1975: 468-486).

sumber : Mayendra, Derry. 2013. Pengaruh Kredibilitas Berita Politik Dalam Media Online Okezone.com Terhadap Preferensi Pengguna. Penulisan Ilmiah : Universitas Gunadarma
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arifin, Anwar.2010. Opini Publik. Depok : Gramata Publishing
Creswell, John W. 2010. Research Design ( Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Flanagin, A.J., Metzger, M.J. 2000. Perceptions of Internet Information Credibility. Massachusetts: Journalism & Mass Communication.

McQuail, Dennis. 2009. Mass Communication Theory. London : Stage Publication, Ltd

Nimmo, Dan. 2008. Komunikasi Politik. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nurudin, M.Si. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Salwen, M.B., Garrison, B., Driscoll, P.D. (2005). Online News and The Public. London: Lawrence Erlbaum Associates.

Sugiyono. 2009. Metode Penelian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Romli, Asep Syamsul M. 2012 .Journalistik Online : Panduan Praktis Mengelola Media Online . Bandung : Nuansa Cendekia.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Kencana

Jurnal :
Demir, Muge. 2011. Importance of Ethic, Credibility and Reliability in Online Journalism. Volume 24. European Journal of Social Scince

Ruggiero, Thomas E. 2000. Uses and Gratification Theory in the 21st Century. Journal Mass Communication & Society : University of Texas

Penelitian Sebelumnya :
Farrendhika, Erika Elga. 2010. Kepentingan bisnis dan poltik dalam penentuan berita utama di Banten Raya Post. Skripsi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Indarto, Rossi Prasetya. 2011. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Bundling Kartu GSM dengan Smartphone. Tesis : Universitas Indonesia.

Lanny. 2009. Pengaruh kualitas media online terhadap citra perusahaan (studi pada member forum online TPI). Skripsi : Universitas Indonesia

Mawardi, Gema. 2012. Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Berita Mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar di mediaindonesia.com dan vivanews.com Tanggal 7 September 2011. Skripsi : Universitas Indonesia

Mia, Sari. 2009. Hubungan antara tipe kepribadian dengan pemilihan jenis program televisi ( studi pada khalayak dengan profesi ibu rumah tangga di wilayah Depok lama). Skripsi : Universitas Indonesia

Prayudhi, Dani. 2011. Persepsi Mahasiswa Tentang Tingkat Akurasi Pemberitaan Media Online detik.com. Skripsi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Renzulli, Ardha. 2012. Hubungan Faktor Kredibilitas Media Terhadap Aktivitas Akses Berita Online Berdasarkan Segmentesi Psikologis.Tesis : Universitas Indonesia

Susanto, Leo.2012. Signifikansi Internet dalam Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Terhadap Solidaritas Sosial. Populer Research Competition : Universitas Indonesia

Widodo, Rahmat. 2012. Kredibelitas pemberitaan pada portal berita online vivanews.com. Skripsi : Universitas Diponogoro

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Populer

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi baik dalam bidang teknologi, baik dalam bidang teknologi informasi maupun teknologi transportasi mendorong munculnya produk-produk kebudayaan baru dalam masyarakat. Dalam beberapa masyarakat, ada produk kebudayaan yang terus dipertahankan dari masa ke masa yang tidak boleh diubah. Adanya kebudayaan-kebudayaan baru yang masuk dalam suatu masyarakat tidak lepas dari peran komunikasi dan bisanya proses komunikasi yang terjadi melibatkan media massa karena daya jangakaunya lebih luas. Salah satu wujud kebudayaan yang dihasilkan dengan adanya keterlibatan media massa adalah kebudayaan massa atau mass culture dan kebudayaan popular atau pop culture . Berbagai wujud pop culture ada disekitar kita seperti gaya berbusana, makanan, music dan film. Tak bisa dipungkiri lagi, keberadaan pop culture mewarnai kehidupan sosial kita. Bila kita amati berbagai wujud pop culture yang ada disekitar kita memang tidak lepas dari peran media

ANALISIS SWOT dan COMPANY PROFILEPT. Frisian Flag Indonesia

Bab I 1.1   Latar belakang Industri produk berbasis susu di Indonesia berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya inovasi – inovasi baru di bidang pengolahan produk berbasis susu. Demikian pula dengan komposisi dan kemasannya, dibuat menarik perhatian dengan harga terjangkau. Selain itu, hal ini juga semakin teredukasinya dan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi susu setiap hari. Indoneia memiliki ladang yang baik untuk peternakan sapi sehingga akan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi. Kini, produk susu termasuk produk yang sangat dibutuhkan semua orang, baik tua maupun muda. Fakta inilah yang akhirnya mendorong para pelakunya lebih giat merebut hati konsumen. Setidak-tidaknya, produk ini dibutuhkan oleh 150 juta penduduk Indonesia. Populasi dunia meningkat dengan cepat, daya beli meningkat, sementara pada saat yang sama, makanan, bahan baku, dan energi berada dalam pasokan pendek. Ini memberi Frisian Flag Indonesia,

Teori Informasi Organisasi Karl Weick

Teori Informasi Organisasi Berdasakan Penelitian Karl Weick Tugas untuk mengelola informasi dalam jumlah besar adalah sebuah tantangan bagi khalayak organisasi. Ketika pilihan-pilihan kita untuk saluran-saluran komunikasi meningkat, jumlah pesan yang kita kirim dan terima, dan juga kecepatan kita mengirim pesan tersebut meningkat pula. Organisasi tidak hanya dihadapkan pada tugas untuk mengartikan pesan yang diterima, tetapi juga menghadapi tantangan untuk menentukan siapa yang harus menerima informasi tersebut demi mencapai tujuan organisasi. Media baru mampu membuat perusahaan menyelesaikan tujuan mereka dalam berbagai cara yang belum pernah dilihat sebelumnya. Konferensi video, teleconference, ruang chat, e-mail, dan televisi interaktif memungkinkan orang seperti Dominique untuk memberikan kesempatan kepada timnya untuk secara simultan berbagi dan memberikan reaksi terhadap banyak sekali informasi. Tiap tim diberikan kesempatan untuk memutuskan informasi apa yang penting untuk tug