Langsung ke konten utama

SALURAN KAMPANYE


F Saluran Kampanye

Pengertian kampanye sering terjadi kerancuan dengan pengertian propaganda.Secara operasional, keduanya adalah sama-sama melakukan kegiatan komunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak sebagai target sasarannya.
Schramm (1973) mendefinisikan saluran kampanye sebagai “perantara apapun yang memungkinkan pesan-pesan sampai kepada penerima”. Namun tidak hanya menurut Schramm, para ahli lainnya seperti Klingemann dan Rommele (2002) juga mendefinisikan saluran kampanye tersebut menjadi lebih spesifik, yang dimana saluran kampanye sebagai bentuk media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Bentuknya dapat berupa kertas yang digunakan untuk menulis pesan, telepon, internet, radio atau bahkan televisi.
Dalam kampanye komunikasi, media massa cenderung ditempatkan sebagai saluran komunikasi utama karena hanya lewat media inilah  khalayak dalam jumlah yang besar dapat diraih. Disamping kemampuannya melipatgandakan penyebaran informasi, media massa juga mempunyai kemampuan mempersuasi khalayak.
Klapper (Mcquail, 1987) membedakan enam jenis perubahan yang mungkin terjadi akibat penggunaan media massa :

·         menyebabkan perubahan yang diinginkan
·         menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan
·         menyebabkan perubahan kecil
·         memperlancar perubahan
·         memperkuat apa yang ada
·         mencegah perubahan

Namun dalam kenyataan ada dua kecenderungan penyelenggaraan kampanye, yaitu kampanye satu arah dan dua arah. Kampanye satu arah yaitu penyampaian pesan secara linier dari sumber kepada penerima pesan, sedangkan yang dua arah yaitu interaksi dengan sasaran khalayak. Terlepas dari itu, peran media masa sangat penting karena sasaran kampanye adalah orang banyak.



F Bagaimana Orang Menggunakan Media

Khalayak akan membaca media bergantung pada latar belakang maraca seperti pengalaman, jenis media yang dilihat, usia, minat dan berbagai faktor lainnya yang mencirikan individualitas khalayak.
Untuk melakukan kampanye, TV lebih dominant digunakan, karena menanyakan hal-hal umun maupun hal spesifik. Namun, TV juga mendatangkan banyak hal negatif.
Jenis media disesuaikan dengan produk atau jasa yang akan dikampanyekan, tergantung bagaimana sasaran khalayak yang akan dipilih.
Banyak sekali penelitian tentang bagimana orang menggunakan media massa. Hal ini mengacu pada subjek permasalahan dan aliansi demografis khalayak. Dalam penelitian Roper (Shimp & Delezoir,1985) membuktikan orang lebih senang menggunakan televisi daripada radio pada golongan terntentu. Utamanya adalah ibu rumah tangga, manula, orang miskin, cacat, TV menjadi media yang dominan untuk mendapatkan informasi. Orang juga lebih percaya karena TV menayangkan hal-hal umum hal spesifik.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di amerika., TV lebih sering digunakan orang untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan, seperti kampanye anti AIDS dan anti rokok. Setelah itu diikuti media lainnya seperti radio, koran, majalah, buletin dan sebagainya.
Namun ada orang yang menggunakan televisi sebagai jalan keluarnya. Penelitian yang dilakukan Hudzon Herzog pada tahun 1944 (ferguson, 1999) menemukan bahwa 41% dari seluruh pendengar serial drama radio yang didengarnya membantu mereka untuk memecahkan maslahnya.
Dalam bidang politik, kesempatan seseorang dipilih menjadi presiden dalam pemilu bergantung pada penggunaan media massa dalam kampanyenya. Orang juga cenderung memilih kandidat yang dikenalnya dari televisi.
Penggunaan media juga digunakan dalam pemasaran produk. Jenis mediapun disesuaikan dengan khalayak yang menjadi tujuan. Misalnya obat kuat tidak akan diputar di radio dengan segmentasi anak muda.
Periklanan juga sudah bergeser kepada keadaan dimana khalayak tidak sadar menerima keterpaan iklan. Digunakannya BMW 23 oleh James Bond dalam film yang bertajuk “golden eye” sebagai mobil sang jagoan atau pemakaian shampoo emeron oleh para AFI, tidak disadari berfungsi sebagai iklan. Media juga dikaitkan dengan tujuan tertentu dari komunikator untuk menciptakan efek tertentu pada khalayaknya. Pengiriman pesan dibuat agar mapu membangkikan efek yang diharapkan. Penayangan yang rutin juga mempengaruhi persepsi khalayak.

F Seleksi Media

Pemilihan media sebagai saluran kampanye dilakukan mengukur dan menganalisis kesempatan respon dari khalayak, ini dilakukan untuk efisiensi biaya yang harus dikeluarkan.
Media digunakan oleh sumber pesan untuk mengkampanyekan pesannya. Dulu penerima pesan bersifat pasif dan sumber pesan bersifat aktif, namun sekarang penerima pesan dibuat interaktif dengan pertimbangan penerima pesan tersebut memaknai apa yang sedang terjadi. Dengan banyaknya media, pemilihan media dilakukan berdasarkan efektivitas dan efisiensi.



Dalam program kampanye harus ditentukan dulu aspek-aspek yang akan mempengaruhi pemilihan media yang digunakan sebagai saluran kampanye, sebagai berikut :

·         jangkauan
·         tipe khalayak
·         ukuran khalayak
·         biaya
·         tujuan komunikasi
·         waktu
·         keharusan pembelian media
·         batasan atau aturan
·         aktivitas pesaing

Setelah itu dilihat jenis media mana yang akan digunakan berdasarkan penghitungan alasan positif dan negative dari penggunaanya sebagai saluran kampanye.

F Faktor-faktor yang Mempengaruhi Media

Walupun media massa merupakan saluran utama dari kegiatan kampanye, namun perlu diingat bahwa media massa juga memiliki kelemahan. Untuk pesan-pesan tertentu orang cendrung percaya menerimanya dari orang lain sebagai sumber informasi atau institusi tertentu yang dianggap dapat dipercaya.
Dengan menggabungkan dan mengkombinasikan seluruh saluran kampanye yang ada dalam pelaksanaan kampanye merupakan strategi yang baik agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh khalayak.




F Agenda Setting

Penataan agenda (Agenda Setting) mengacu kepada kemampuan media massa untuk mengarahkan perhatian khalayak terhadap isu-isu tertentu yang diagendakan media massa.
Media massa dapat mempengaruhi khalayak tentang apa yang ada dalam pikiran mereka, artinya media massa mempengaruhi persepsi khalayak mengenai apa yang dianggap penting. Dengan demikian tersirat bahwa media massa itu perkasa dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi khalayak.
Dalam penerapannya, media massa membuat agenda tertentu mengenai apa yang harus dipikirkan oleh khalayak dengan memilih dan mengemas informasi yang dikehendaki. Setelah itu khalayak membentuk persepsinya berdasrakan informasi yang diterimanya dari media massa.


KHALAYAK SASARAN KAMPANYE

F Siapakah Sasaran Kampanye itu ?

Agar kampanye sesuai dengan harapan yang ingin dicapai, maka sampaikan kampanye itu pada orang yang tepat sehingga program kampanye itu menjadi terarah dan terfokuskan karena pesan yang disampaikan sesuai dengan karakteristik khalayak. Dengan demikian pemahaman tentang khalayak akan menentukan bagaimana kampanye dilaksanakan dan hasil apa yang dicapai.
McQuail dan Windhal mendefinisikan khalayak sasaran sebagai sejumlah besar orang yang pengtahuan, sikap dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye. Besarnya jumlah khalayak sasaran ini mengindikasikan bahwa mereka memiliki karakteristik yang beragam, sehingga cara mereka merespon pesan kampanye menjadi berbeda. Sebagian besar orang akan menanggapi informasi yang menerpa mereka berdasarkan keyakinan, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki.

1.      Keyakinan

Keyakinan adalah pernyataan yang kita persepsi sebagai suatu yang benar, artinya keyakinan tidak harus bersifat faktual. Kita hanya mempercayainya sebagai kenyataan.
Keyakinan dapat beragam kekuatannya karena konstruk ini bersifat probalistik, keyakinan yang ada berkaitan dengan system keyakinan dan keyakinan memiliki berbagai lapisan yang masing-masing mengindikasikan jenis keyakinan yang berbeda.
Menurut Rokeach, setiap individu pada dasarnya memiliki lima lapisan keyakinan, yaitu :
·         inconsequential beliefs
merupakan keyakinan yang tidak memiliki konsekuensi apapun. Lapisan ini terletak pada bagian paling luar. Bagaian ini memiliki hubungan yang paling sedikit dengan bagian lain dari system keyakinan yang ada. Maksudnya kita tidak membutuhkan pandangan atau perbandingan dengan orang lain ketika hendak mengubah konsep keyakinan. Lapisan ini merupakan yang paling terbuka untuk perubahan
·         derived beliefs
lapisan ini didasarkan pada pemegang otoritas seperti pejabat pemerintah, polisi, politikus, media massa. Karena kita percaya kepada mereka maka kita menerima keyakinan yang dibuat oleh mereka.
·         authority beliefs
konsep keyakinan ini sangat spesifik karena berkaitan dengan siapa yang patut kita percayai dan siapa yang tidak. Pada keyakinan jenis ini, kelompok rujukan atau orang yang kita percayai memiliki otoritas berperan penting dalam menentukan keyakinan mana yang perlu kita terima dan mana yang harus diabaikan. Dengan demikian keyakinan di bagian ini bersifat controversial, artinya kita diminta percaya orang tertentu tapi tidak mempercayainya.



·         primitive-without-consensus beliefs
lapisan ini sulit untuk menerima perubahan, ini dikarenakan terdiri dari konsep-konsep keyakinan yang secara pribadi kita percayai benar dan kita tidak memerlukan konsensus untuk meyakninya. Jenis keyakinan ini berpusat pada diri sendiri.

·         primitive –with- consensus beliefs
keyakinan yang merupakan inti dari system keyakinan yang kita miliki. Kita memperoleh keyakinan ini ketika kita masih sangat muda dan secara berkelanjutan kita memantapkan tingkat konsistensi ini sangat tinggi.


2.      Sikap

sikap adalah salah satu topic dalam studi perilaku manusia yang banyak dikaji secara mendalam. Alasannya, dengan memahami bagaimana orang merasa terhadap bebagai objek disekelilingnya, seseorang akan mampu meramalkan perilaku yang akan muncul, sekaligus mempengaruhi agar perilaku tersebut diwujudkan dalam tindakan yang diharapkan pengirim pesan.
Tidak ada definisi tunggal yang bias diterima semua orang mengenai sikap. Mueller menyatakan definisi sikap bias sebanyak ahli yang menekuni bidang tersebut. Secara umum definisi sikap adalah kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu baik secara positif maupun negative dengan mendasarkan diri pada keyakinan-keyakinan yang terorganisasi.
Dari definisi tersebut dapat diidentifikasikan empat aspek penting dari sikap. Pertama, sikap memiliki dimensi afektif. Aspek inilah yang muncul ketika kita mengevaluasi objek social dalam kategori baik-buruk, kuat-lemah, aktif-pasif dan seterusnya. Aspek ini terlihat ketika seseorang menunjukkan pendiriannya terhadap objek komunikasi tertentu.
Kedua, sikap adalah keyakinan yang terorganisasi. Sikap seseorang terhadap objek atau orang tertentu tidak didasarkan pada keyakinan tunggal, melainkan berlandaskan pada sekumpulan keyakinan. Ketika keyakinan-keyakinan yang saling  berkaitan digabungkan terbentuklah sikap.
Ketiga, sikap bersifat relative menetap. Para ilmuwan social sepakat bahwa sikap bukanlah pikiran atau evaluasi yang muncul begitu saja tentang objek tertentu. Sikap dibangun lewat proses sosialisasi dan interaksi yang panjang dan diperteguh berulangkali selama hidup seseorang. Dengan demikian sikap itu relative stabil dan sulit untuk berubah. Namun bukan berarti tak bias berubah.
Keempat, sikap merefleksikan komponen behavioral dari keyakinan-keyakinan individu. Sikap merefleksikan kombinasi keyakinan sekitar objek atau situasi yang merepresentasikan kecenderungan untuk merespons. Begitu kecenderungan terbentuk maka ia akan memandu perilaku kita ketika menghadapi objek sikap yang sama.


3.      Nilai

nilai didefinisikan sebagai keyakinan yang berlaku terus-menerus (menetap) bahwa cara berperilaku atau kondisi akhir keberadaan tertentu secara pribadi atau social lebih diharapkan ketimbang cara berperilaku atau kondisi akhir lainnya yang bertentangan.
Nilai adalah sesuatu yang ideal yang dikehendaki baik secara personal maupun sosial.
Rokeach membedakan nilai menjadi dua yakni terminal value dan instrumental value. Terminal value berkaitan dengan ukuran dan tujuan akhir yang dijadikan dasar dari suatu eksistensi. Instrumental value berkaitan dengan cara bertindak yang diharapkan dari seseorang atau masyarakat dalam kerangka terminal value. Nilai tersebut dapat meliputi kerja keras, pikiran terbuka, kegembiraan, percaya diri, sopan santun, logis, kejujuran hingga kemauan untuk memaafkan. Instrumental value mencerminkan terminal value seseorang.



4.      Kebutuhan

Kebutuhan menciptakan berbagai motif yakni kekuatan yang membimbing perilaku kita kearah pemenuhan kebutuhan tersebut. Dengan kata lain manusia dimotivasi untuk memuaskan kebutuhan yang belum terpenuhi.
Teori hirarki  membagi kebutuhan manusia menjadi lima bagian. Empat tingkatan pertama disebut dengan deficiency needs, sedangkan satu tingkatan berikutnya disebut growth needs. Yang pertama adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan dasar yang paling mendesak pemenuhannya karena berkaitan dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman baik secara fisik maupun psikologis. Kebutuhan ketiga yaitu kebutuhan rasa cinta dan memiliki. Kebutuhan ini mendorong individu untuk menjalin hubungan dan ikatan emosional dengan individu lainnya baik di lingkungan keluarga dan tetangga maupun lingkungan masyarakat yang lebih luas. Keempat adalah kebutuhan akan rasa harga diri. Maslow membagi kebutuhan ini kedalam dua kategori yaitu : penghargaan atas diri sendiri dan penghargaan orang lain terhadap diri kita. Kebutuhan terakhir adalah aktualisasi diri, inilah kebutuhan manusia yang tertinggi. Kebanyakan manusia tidak menyadari potensi terbaik yang dimiliki masing-masing.

5.      Kepribadian

Faktor terakhir yang mempengaruhi perilaku manusia adalah kepribadian. Kepribadian adalah pola perilaku individu yang konsisten dan relatif permanent. Kepribadian itu bersifat unik dan berbeda antara satu individu dengan individu yang lainnya. Keunikan dan perbedaan tersebut tampak ketika seseorang menghadapi masalah yang menerpa dirinya. Orang dengan harga diri tinggi lebih sulit diubah daripada orang yang memiliki harga diri rendah. Orang yang memiliki pikiran terbuka lebih terbuka terhadap informasi dan gagasan baru



F Bagaimana Khalayak Mengolah Pesan Kampanye

Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana khalayak mengolah dan merespon berbagai stimulus yang menerpa mereka, yaitu :
1.      Teori Integrasi Informasi

Teori intergrasi informasi adalah salah satu teori yang secara khusus memusatkan pembahasannya pada cara mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi untuk membentuk sikap terhadap objek atau konsep tersebut.
Menurut teori ini system sikap individu dapat dipengaruhi oleh informasi yang diterma dan diintegrasikan ke dalam system informasi sikap tersebut. Semua informasi memiliki potensi untuk mempengaruhi sikap seseorang, tapi derajat bagaimana informasi itu dapat mempengaruhi sikap ditentukan oleh variable valance dan weight.

2.      Teori Pertimbangan Sosial

Teori ini dikembangkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog dari Oklahoma University AS, (Barker 1987). Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu tertentu merupakan hasil proses pertimbangan yang terjadi dalam diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi. Proses mempertimbangkan isu atau objek sosial itu berpatokan pada kerangka rujukan yang dimiliki seseorang.

3.      Teori Elaboration Likelihood Model

Model kemungkinan elaborasi merupakan salah satu teori persuasi yang paling popular. Berbeda dengan teori pertimbangan sosial yang menyatakan bahwa seseorang membuat keputusan berdasarkan referensi atau patokan, teori elaborasi kemungkinan menjelaskan bahwa keputusan dibuat bergantung pada jalur yang ditempuh dalam memproses sebuah pesan.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Richard E. Petty dan John T. Cacciopo, pakar komunikasi persuasif dari Ohio State University AS pada 1980. kemungkinan untuk memahami pesan persuasif secara mendalam bergantung pada cara seseorang memproses pesan.


F Identifikasi dan Segmentasi Khalayak Sasaran

Para ahli dan pelaku kampanye menyadari bahwa khalayak sasaran mereka tidaklah homogen. Khalayak terdiri dari kelompok-kelompok yang disamping memiliki sejumlah kesamaan sekaligus juga memiliki perbedaan. Dengan demikian masing-masing kelompok khalayak memerlukan pendekatan yang berbeda, ini artinya segmentasi perlu dilakukan dalam menentukan khalayak sasaran kampanye. Segmentasi merupakan titik tolak terpenting dalam penyelenggaraan kampanye. Segmentasi diterapkan di lingkungan kampanye semata-mata atas pertimbangan bahwa khalayak kampanye memiliki tingkat keragaman yang tinggi. Menurut Frank, Massy dan Wind (Solomon, 1989) segmentasi adalah proses memilah-milah khalayak massa kedalam sub-sub kelompok yang lebih kecil yang sebisa mungkin bersifat homogen dan karakteristiknya dapat dibedakan dari sub-sub kelompok lainnya.
Data yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mensegmentasi khalayak dapat diperoleh dengan diskusi kelompok, wawancara dan survey terbatas yang biasanya menggunakan penyebaran kuesioner.
Diluar informasi pokok tadi, terdapat satu jenis informasi yang juga sangat penting untuk diketahui oleh penyelenggara kampanye yaitu perilaku media khalayak.


Komentar

Unknown mengatakan…
Maaf mas untuk buku, sumber & daftar pustakanya dari mana ya?

Postingan populer dari blog ini

Budaya Populer

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi baik dalam bidang teknologi, baik dalam bidang teknologi informasi maupun teknologi transportasi mendorong munculnya produk-produk kebudayaan baru dalam masyarakat. Dalam beberapa masyarakat, ada produk kebudayaan yang terus dipertahankan dari masa ke masa yang tidak boleh diubah. Adanya kebudayaan-kebudayaan baru yang masuk dalam suatu masyarakat tidak lepas dari peran komunikasi dan bisanya proses komunikasi yang terjadi melibatkan media massa karena daya jangakaunya lebih luas. Salah satu wujud kebudayaan yang dihasilkan dengan adanya keterlibatan media massa adalah kebudayaan massa atau mass culture dan kebudayaan popular atau pop culture . Berbagai wujud pop culture ada disekitar kita seperti gaya berbusana, makanan, music dan film. Tak bisa dipungkiri lagi, keberadaan pop culture mewarnai kehidupan sosial kita. Bila kita amati berbagai wujud pop culture yang ada disekitar kita memang tidak lepas dari peran media

ANALISIS SWOT dan COMPANY PROFILEPT. Frisian Flag Indonesia

Bab I 1.1   Latar belakang Industri produk berbasis susu di Indonesia berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya inovasi – inovasi baru di bidang pengolahan produk berbasis susu. Demikian pula dengan komposisi dan kemasannya, dibuat menarik perhatian dengan harga terjangkau. Selain itu, hal ini juga semakin teredukasinya dan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi susu setiap hari. Indoneia memiliki ladang yang baik untuk peternakan sapi sehingga akan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi. Kini, produk susu termasuk produk yang sangat dibutuhkan semua orang, baik tua maupun muda. Fakta inilah yang akhirnya mendorong para pelakunya lebih giat merebut hati konsumen. Setidak-tidaknya, produk ini dibutuhkan oleh 150 juta penduduk Indonesia. Populasi dunia meningkat dengan cepat, daya beli meningkat, sementara pada saat yang sama, makanan, bahan baku, dan energi berada dalam pasokan pendek. Ini memberi Frisian Flag Indonesia,

KONFORMITAS DALAM KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1        Latar Belakang Individu sebagai kesatuan organik yang terbatas memiliki karakter dan sifat yang berbeda satu sama lain. Manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk sebuah kelompok untuk tetap bertahan hidup dan mencapai suatu tujuan tertentu. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Dalam sebuah kelompok terdapat orang-orang dengan latar belakang yang berbeda, memiliki kemampuan dan kelemahan yang berbeda, sehingga perbedaan ini akan menjadi kekuatan besar dalam suatu kelompok untuk mengambil suatu keputusan-keputusan terbaik dan kondisi ini akan memperkuat induvidu anggota kelompok dalam menutupi kelemahan-kelemahannya. Dalam kelompok terdapat kepercayaan tertentu (norma) yang cenderung akan diikuti oleh seluruh individu yang ada dalam kelompok tersebut. Kelompok juga da