GROWTH HACKING
1, Apa itu Growth Hacker?
Istilah
growth hacker yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi ‘peretas
pertumbuhan’ umumnya dipakai pada industri digital (startup company). Growth
hacking, pada dasarnya adalah sebuah aktivitas yang fokus untuk menumbuhkan
angka metriks melalui rangkaian metode, eksperimen dan testing yang terukur.
Andrew
Chen menjelaskan bahwa growth hacker is the new VP marketing, lebih detilnya
dia menulis bahwa seorang growth hacker adalah kombinasi antara marketer dan
programmer;
Aaron
Ginn mendefinisikan growth hacker sebagai “one who’s passion and focus is
pushing a metric through use of a testable and scalable methodology”; Menurutnya
esensi growth hacker adalah kreatifitas dalam mencari metode pertumbuhan
(growth) yang dapat terus diulang (scalable). Menurutnya, tujuan akhir seorang
growth hacker adalah membangun sistem/mesin pemasaran yang dapat menyentuh
jutaan konsumen secara otomatis.
Growth
Hacking adalah teknik marketing yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan
startup bidang teknologi dengan berbasis kreativitas, kemampuan berpikir
analitis dan metrik-metrik sosial untuk menjual produk dan mendapatkan
pemberitaan / publikasi (Holiday, Ryan (17 Desember 2012), Fast Company).
2. Syarat Seorang Growth Hacker
Menurut
pendapat Andy Johns yang menyebut bahwa tipikal growth hacker :
2.1 Cukup
berpengetahuan teknis dalam menyampaikan ide kepada programmer.
2.2 Nyaman
dalam bekerja dengan data.
2.3 Punya
intuisi yang bagus pada pemasaran internet.
2.4 Paham
bagaimana dampak optimasi kecil pada keseluruhan proses.
2.5 Paham
nilai inti sebuah produk terhadap konsumen.
3. Studi Kasus Growth Hacking :
3.1. Hotmail
Awalnya
adalah sebuah startup yang memberikan layanan email secara gratis. Hotmail
menjadi populer karena memberikan catatan kaki pada setiap email yang
dikirimkan ke penggunanya yang berbunyi : “Get your free email at Hotmail” beserta tautan yang ditujukan untuk mendaftar
akun hotmail. Dalam waktu singkat Hotmail memperoleh pengguna sebanyak 12 juta
pengguna, sehingga Microsoft mengakuisisinya pada tahun 1997 sebesar $400 juta.
3.2. Airbnb
Adalah
platform ecommerce khusus untuk kamar sewaan. Setiap pengguna yang menyewakan
kamar dengan menggunakan jasa AirBnB, akan otomatis dipublikasikan pada
Craiglist, sebuah layanan classified yang sangat populer di Amerika. Hal ini
membuat kamar-kamar yang disewakan di AirBnB menjadi cepat laku dan orang yang
ingin menyewakan kamarnya berbondong-bondong membuat akun di AirBnB
4. Manfaat Growth Hacking
Para
pelaku Growth Hacking, yaitu para Growth Hackers adalah kumpulan individu
dengan penguasaan level mahir mengenai teknik SEO (Search Engine Optimization),
analisa situs, pemasaran konten dan A/B testing yang sudah digunakan secara
umum.
Para
growth hackers sangat berguna bagi perusahaan-perusahaan yang masih di level
awal dan memiliki keterbatasan anggaran. Karenanya mereka memiliki kepandaian
menemukan alternatif-alternatif selain pemasaran tradisional yang menelan
banyak anggaran, misalnya beriklan di media televisi atau media cetak.
Contoh
hasil-hasil yang dapat diperoleh melalui growth hacking antara lain
meningkatkan fans/ followers di jejaring sosial, menambah jumlah unduhan mobile
application dan meningkatkan jumlah pengunjung ke situs.
Aaron
Ginn, growth hacker di StumbleUpon, menjelaskan bahwa growth hacking memiliki
tujuan marketing yang didorong oleh produk. Dalam kata lain, jangan hanya fokus
memasarkan produk, tapi cobalah membangun produk yang mudah dipasarkan. Hal
seperti ini lah yang menjadi faktor penting pada pertumbuhan AirBnb dan Zappos.
Mereka adalah perusahaan yang hebat, memiliki solusi yang dibutuhkan dan unik
pada suatu masalah; itulah kenapa produk mereka bisa memasarkan dengan
sendirinya dalam skala yang besar.
5. Cara Menjadi Growth Hacker
Growth
hacker mencoba untuk meraih Product Market Fit, yaitu suatu produk yang
diciptakan dengan sempurna untuk memenuhi kebutuhan sejumlah orang yang telah
didefinisikan (targeted audience). Sebagai investor, Marc Andreesen mengatakan,
“anda selalu bisa merasakan ketika product market fit tidak terjadi/berhasil.” Jika
tidak berhasil, berarti kesalahan terletak pada produknya, bukan marketer-nya.
Sebagian besar growth hacker akan mengatakan bahwa tidak ada gunanya memasarkan
produk tanpa product market fit. Jadi, daripada mengobrak-abrik ide anda sampai
berhasil, alangkah lebih baik jika anda mejalankan survei, tes, iterasi dan
perbaiki. Lalu, anda akan bisa merasakan hasilnya yang luar biasa.
5.1. startup
staff
Andrew
Chen mendefinisikan mindset growth hacker: “startup teknologi tidak
menginginkan awareness. Mereka ingin user, customer, dan klien. Pekerjaan
seorang growth hacker adalah untuk melakukan hacking pada growth, melalui cara
yang memungkinkan, seperti A/B test, landing page, viral factor, email dan open
graph.”
Hacking
adalah memanfaatkan celah dan peluang yang tidak dilihat banyak orang. Seperti
Spotify dengan integrasi Facebook mereka. Seperti AirBnb ketika mereka
“membajak” Craiglist untuk mendapatkan pengguna baru dan traffic. Seperti Zynga
dengan iklan online yang murah dan bisa dimainkan di Facebook. Tim Ferris juga
melakukan hal yang sama yaitu dengan memberikan bagian dari buku terbarunya secara cuma-cuma di
BitTorrent dan sebagai hasilnya, bukunya terjual sekitar 250.000 buah.
Seperti
yang telah dikatakan Ginn, growth hacking adalah sebuah mindset, bukan toolkit.
Lupakan press release atau periklanan. Mari temukan suatu cara yang belum
pernah dilakukan sebelumnya dan bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan dari
produk kita.
Seperti
yang digambarkan oleh product manager Twitter, Paul Rosania, pekerjaan growth
hacker adalah menguji banyak ide, mengoptimasi kesuksesan secara terus-menerus
dan dengan cepat menyingkirkan hal yang tidak berguna.Growth tidak bisa
dilakukan hanya dengan satu cara saja.
5.2. Viral
Setelah
anda menarik pengguna pertama anda masuk, anda harus bertanya: “Bagaimana cara
kita mendapatkan pengguna lebih banyak lagi?” Pendekatan yang paling scalable
adalah membuat initial user (pengguna awal) anda untuk melakukannya.
Coba
contoh Hotmail, mungkin ini adalah contoh viral marketing yang terbaik dan yang
paling awal terjadi. Tim Draper, investor pertama Hotmail, menekan para founder
untuk menambahkan “PS I Love You. Get Free Email” di bagian bawah dari setiap
email. Hasilnya? Satu juta pengguna dalam enam bulan. Dan dalam setahun,
menjadi 10 juta pengguna.
Paul
Graham pernah menjelaskan kenapa ia lebih suka perusahaan dengan founder yang
lebih dari satu. Artinya, setidaknya ada satu orang lagi yang mau
memakai/membeli ide mereka dan dengan begitu mereka bisa meyakinkan orang lain.
Tidak semua produk akan menjadi viral seperti video Youtube, tapi kesuksesan
akan selalu bergantung dari word of mouth. Pekerjaan growth hacker adalah
mengembangkan produk yang ingin digunakan oleh orang dan mendorong prosesnya
agar bisa terjadi dengan sangat cepat dan secara terus-menerus.
Seperti
Dropbox yang menawarkan storage yang lebih besar dengan mereferensikannya ke
teman-teman anda.
Di
LinkedIn, resume anda akan terlihat lebih baik jika anda meminta mantan bos dan
karyawan untuk memberikan testimonial. Seperti yang dikatakan oleh growth
hacker LinkedIn, Ivan Krigin, “Jika
produk anda termasuk produk yang mana sharing adalah kunci utamanya, virality
adalah hal yang penting dan harus anda fokuskan untuk mengoptimasinya. Tidak
hanya mengoptimasi, tetapi juga mendorongnya.”
“Produk
yang menjadi viral berawal dari proses mekanis, dilanjutkan dengan testing dan
data-based creativity (kreativitas yang bersumber dari data) – bukan sesuatu
yang terjadi secara random,” jelas Ginn.
Dalam
kata lain, anda bisa terus memperbaiki produk anda sampai tingkat sharing-nya
naik. Anda tidak bisa hanya membangun sesuatu dan berharap produk itu akan
menjadi viral. Sesuatu yang menjadi viral dan menyebar dari orang ke orang
lainnya bukanlah hasil dari penempatan tombol “like” dan tombol “tweet” yang
baik.
Itulah
tugas dari seorang growth hacker untuk menjadikan produknya viral.
5.3. Retaining
and optimizing
Growth
hacker Fandrop, Ken Zi Wang mengatakan growth hacker memiliki dua sisi
pendekatan. Yang pertama adalah mencari cara kreatif dan baru dalam mendapatkan
pengguna yang baru. Yang kedua adalah memperhatikan data dan metriks dengan
sangat hati-hati untuk menentukan langkah yang akan diambil dalam pengembangan
produk.
Jika
pengguna pergi meninggalkan produk anda, mungkin kesalahannya terletak pada
produk anda. Sean Ellis, penemu istilah “growth hacker” mengingatkan kita bahwa
kita harus terus terobsesi pada setiap elemen di customer experience.
Gagan
Biyani, founder Udemy, menjelaskan bahwa cara untuk memperbaiki masalah retensi
dari pengguna adalah dengan bertanya kepada pengguna anda (yang aktif dan juga
yang telah berhenti) untuk memahami kenapa mereka tidak kembali menggunakan
produk anda, dan temukan cara untuk kembali me-engage mereka.
Andy
Johns, product manager di Quora, mengatakan bahwa yang penting itu bukan hanya
pengguna baru yang mendaftar. Seorang growth hacker harus fokus untuk
mempertahankan pengguna yang sudah ada dan juga memperhatikan pengguna lain
yang pergi atau menutup akun mereka pada produk anda.
Dan
tentu saja, yang penting tidak hanya mempertahankan user, tapi juga
mengoptimasi dan menawarkan produk anda yang lain kepada user yang terus
menggunakan/membeli produk anda. Archie Abrams, direktur growth di Udemy,
percaya pada sustainable growth, yaitu meningkatkan value customer dalam jangka
panjang. Lebih baik memiliki 500.000 pengguna dengan setiap pengguna membayar
$20 daripada memiliki 10 juta pengguna yang membayar $0.05. Perusahaan yang
berhasil melakukan hal ini memanfaatkan channel seperti email, notifikasi
Facebook atau push notification yang bisa mendorong pengguna untuk terus
menggunakan produk mereka lagi dan lagi.
Daripada
mengejar customer yang baru (yang mana biayanya mahal), seperti yang dikatakan
Josh Elman, kita harus fokus memahami pengguna dan bagaimana mereka menemukan
dan mengadopsi produk anda. Anda bisa membangun fitur yang membantu anda
mendapatkan dan mempertahankan lebih banyak pengguna, daripada menghabiskan
uang di marketing.
Itulah
kenapa ini adalah langkah akhir dalam growth hacker. Growth hacking berguna
memaksimalkan penggunaan waktu, uang, dan sumber daya yang anda miliki.
Sumber :
http://agungcahyadi.com/apa-definisi-dan-bagaimana-cara-menjadi-seorang-growth-hacker/
http://www.marketing.co.id/growth-hacking-strategi-marketing-baru-era-digital/
https://startupbisnis.com/5-fase-growth-hacking-dalam-startup/
Komentar